CATUR AKMAL PRAMASTIO (2022) HUBUNGAN POLA HUJAN TERHADAP BANJIR LAHAR DI KALI PUTIH. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (1MB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (542kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (377kB)
Bab I.pdf
Download (414kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (810kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (557kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (321kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (294kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract
GUNUNG MERAPI TERMASUK SALAH SATU GUNUNG BERAPI AKTIF DI INDONESIA, TERCATAT TELAH MENGALAMI 84 KALI ERUPSI HINGGA TAHUN 2010. RANGKAIAN PERISTIWA ERUPSI YANG TERDIRI DARI HUJAN ABU, EMISI AWAN PANAS, LAHAR PIJAR, LAHAR PANAS, DAN BANJIR LAHAR DINGIN. BANJIR LAHAR DAPAT TERJADI BUKAN KARENA LETUSAN GUNUNG BERAPI, MELAINKAN KARENA INTENSITAS DAN DURASI HUJAN SECARA BERSAMAAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PROSES BANJIR LAHAR. MAKA HAL TERSEBUT MENDASARI DILAKUKANNYA PENELITIAN TERHADAP HUBUNGAN POLA HUJAN TERHADAP KEJADIAN BANJIR LAHAR DI KALI PUTIH YANG TERJADI SETELAH ERUPSI MERAPI 2010. PENELITIAN INI MENGACU PADA SISTEM PEMANTAUAN BANJIR LAHAR YANG SAAT INI DIGUNAKAN BALAI SABO YOGYAKARTA. DATA SEKUNDER YANG DIGUNAKAN PADA PENELITIAN INI ADALAH DATA CURAH HUJAN YANG DIPEROLEH DARI POS CURAH HUJAN AGROMULYO DAN NGEPOS SERTA DATA KEJADIAN BANJIR LAHAR YANG TERCATAT DI CEK DAM MRANGGEN. DARI KEDUA DATA TERSEBUT AKAN DIPEROLEH DATA BERUPA HUJAN KUMULATIF, INTESITAS HUJAN, WORKING RAINFALL, DAN CRITICAL LINE. BERDASARKAN HASIL ANALISIS YANG TELAH DILAKUKAN DIDAPATKAN BAHWA CURAH HUJAN KUMULATIF YANG MEMPENGARUHI BANJIR LAHAR PADA KALI PUTIH RATA-RATA SEBESAR 0-20 MM. KEJADIAN BANJIR LAHAR TERBANYAK TERJADI PADA INTESITAS HUJAN 0-10 MM/JAM DENGAN 19 JUMLAH KEJADIAN DAN INTENSITAS HUJAN 10-20 MM/JAM DENGAN 16 JUMLAH KEJADIAN PADA 2 POS CURAH HUJAN. INTENSITAS HUJAN YANG TINGGI TIDAK SELALU MENGAKIBATKAN KETINGGIAN BANJIR LAHAR YANG TINGGI BEGITU JUGA SEBALIKNYA INTENSITAS YANG RENDAH TIDAK SELALU MENGAKIBATKAN KETINGGIAN BANJIR LAHAR YANG RENDAH. CRITICAL LINE DARI KEJADIAN BANJIR LAHAR YANG TERJADI MEMILIKI LEVEL BAHAYA YANG BERBEDA-BEDA KARENA CRITICAL LINE DIPENGARUHI OLEH NILAI HOURLY RAINFALL DAN WORKING RAINFALL. PADA PENELITIAN INI LEVEL BAHAYA RATA-RATA BERADA PADA LEVEL 1 DAN 2 YANG MERUPAKAN LEVEL SIAGA NAMUN DALAM BEBERAPA KEJADIAN YANG TERJADI BERADA DI LEVEL 3 BAHKAN TERDAPAT KEJADIAN BERADA DI ATAS LEVEL 3. CURAH HUJAN YANG BERUBAH-UBAH PADA MUSIM SEKARANG MENYEBABKAN TIDAK DAPAT TERPREDIKSINYA BANJIR LAHAR YANG TERJADI DAN LEVEL BAHAYANYA.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | BANJIR LAHAR, CURAH HUJAN, LEVEL BAHAYA, WORKING RAINFALL, CRITICAL LINE |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil S1 |
Depositing User: | Aidilla Qurotianti |
Date Deposited: | 08 Sep 2022 04:27 |
Last Modified: | 08 Sep 2022 04:27 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/33559 |