“STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN SOCIAL MEDIA DALAM SOCIAL MOVEMENT: KASUS PENOLAKAN UNDANG-UNDANG OMNIBUS LAW CIPTA LAPANGAN KERJA (INDONESIA) DAN PENOLAKAN AMANDEMEN UNDANG-UNDANG EKSTRADISI (HONGKONG)”

PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA PENGGUNAAN SOCIAL MEDIA DALAM SOCIAL MOVEMENT DI KASUS PENOLAKAN UNDANG UNDANG OMNIBSULAW DI INDONESIA DAN AMANDEMEN UNDANG UNDANG EKSTRADISI DI HONGKONG. DALAM PENELITIAN INI MENGGUNAKAN METODE PENELITIAN YAITU PENELITIAN KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KOMPARATIF DALAM MEMBANDINGKAN PENGGUNAAN SOCIAL MEDIA DALAM SOCIAL MOVEMENTS DI INDONESIA DAN HONGKONG. DALAM ANALISIS DATA MENGGUNAKAN TEKNIK ANALISIS DATA YAITU QUALITATIVE DATA ANNALYSIS SOFTAWRE (Q-DAS) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE NVIVO 12PLUS. PENELITIAN INI MENUJUKAN HASIL SEBAGAI BERIKUT: PERTAMA, TEMA KONSETRASI KASUS INDONESIA PADA PIHAK TERLIBAT SEDANGKAN KASUS HONGKONG PADA PENGGAMBARAN HARAPAN DAN KEINGINAN SERTA PERLINDAUNGAN IDENTITAS MASYARAKAT, DENGAN KEDUANYA MELIHAT SOCIAL MEDIA SEBAGAI RUANG PUBLIK, SERTA DIKOTOMI PENGGUNAAN KONTEN CENDERUNG MERATA. KEDUA, RELASI HASHATAGS PADA KEDUA KASUS BERNILAI POSITIF MENGINDIKASIKAN HASHTAGS MEMILIKI TUJUAN YANG SAMA MESIKPUN BERBDA PENAMAAN PADA MASING MASING PROTES. KETIGA, NARASI KEDUA KASUS MASIH DIDOMINASI OLEH HASHATGAS DENGAN PERBEDAAN PADA FOKUS OMNIBUSLAW PADA PIHAK TERLIBAT, SEDANGKAN KASUS HONGKONG MERUJUK PADA IDENTITASS KELOMPOK MASYARAKAT. KEEMPAT, KEDUA KASUS MENUJUKAN ADANYA PERSMAAN PERSEBARAN KLISTER AKTOR DENGAN KAITANNYA DENGAN DIKOTOMI KONTEN, MENJUKAN BAIK KEDUA KASUS TELAH MNAJDI SEBUAH GERAKAN YANG MASIF. KELIMA, IDENTITAS KOLEKTIF PADA KASUS INDONESIA MENUJUKAN TERKAIT DENGAN PIHAK YANG BERSENGKETA DALAM PRO-KONTRA OMNIBUSLAW, SEDANGKAN KASUS HONGKONG MERUJUK PADA PERLINDAGAN IDENTITAS MASYARAKAT HONGKONG YANG BERBEDA SECRA ETNIS, BAHASA, POLITIK, EKONOMI SERTA BUDAYA.