KEMATANGAN EMOSI PADA PASANGAN YANG MENIKAH DIBAWAH UMUR (STUDI KASUS DI KECAMATAN ARJASA KABUPATEN SUMENEP)

PENELITIAN INI DILATARBELAKANGI OLEH FENOMENA YANG TERJADI PASANGAN YANG MENIKAH DI USIA MUDA TIDAK BAHAGIA, PERCERAIAN, MERASA TERTEKAN DAN TERBEBANI, SALAH SATU PENYEBAB PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR KARENA KETIDAKMATANGAN EMOSI PASANGAN YANG MENIKAH DIBAWAH UMUR. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR UNTUK MENGETAHUI KEMATANGAN EMOSI PADA PASANGAN YANG MENIKAH DIBAWAH UMUR DAN UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR APA SAJA YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR DI KECAMATAN ARJASA KABUPATEN SUMENEP. PENELITIAN INI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ETNOGRAFI DENGAN METODE KUALITATIF. SUBYEK DALAM PENELITIAN INI ADALAH PASANGAN SUAMI-ISTRI YANG BERUMUR DIBAWAH 19 TAHUN DI KECAMATAN ARJASA KABUPATEN SUMENEP. HASIL PENELITIAN INI MENUNJUKKAN BAHWA: 1) MAYORITAS MASYARAKAT KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN SUMENEP TIDAK MENGETAHUI HAKEKAT PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR. 2) KEMATANGAN EMOSI PADA PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR DIKATAKAN MATANG SECARA EMOSIONAL APABILA MAMPU MEMUTUSKAN PERTANGGUNG JAWABAN, MAMPU MENERIMA KENYATAAN BAHWA TIDAK SELALU SAMA DENGAN ORANG LAIN, MAMPU BERADAPTASI, MEMILIKI KEMAMPUAN RESPON YANG TEPAT, MERASA AMAN, MEMILIKI KEMAMPUAN BEREMPATI DAN MAMPU MENGENDALIKAN AMARAH. 3) FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERNIKAHAN DINI YAITU KEHAMILAN DI LUAR NIKAH, FAKTOR KEMAUAN SENDIRI DAN ORANG TUA.