CHINA-AUSTRALIA TRADE WAR: IMPACTS ON THE INDONESIAN ECONOMY

PERANG DAGANG YANG SEMAKIN INTENSIF ANTARA CHINA DAN AUSTRALIA MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR LINGKUNGAN EKONOMI GLOBAL YANG MEMPENGARUHI PERDAGANGAN INDONESIA YANG TERCATAT PADA TAHUN 2020. MENURUT SEMUA PENAMPILAN, INDONESIA SEHARUSNYA TIDAK MENDERITA KERUGIAN KARENA KERUGIAN AUSTRALIA; JUSTRU SEBALIKNYA, HARUS DIUNTUNGKAN DARI KONFLIK PERDAGANGAN DENGAN CHINA, TERUTAMA UNTUK INDUSTRI BATU BARA DALAM NEGERI. AKIBAT DARI DAMPAK PERANG DAGANG CHINA-AUSTRALIA DI INDONESIA, APBI DAN CHINA COAL TRANSPORTATION AND DISTRIBUTION ANTARA INDONESIA DAN CHINA TELAH MEMBUAT INDONESIA MENGAMBIL LANGKAH AWAL YANG SANGAT BAIK UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN FINANSIAL DARI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG DIHASILKAN DARI KERJASAMA DENGAN KEDUA NEGARA MENGGUNAKAN TEORI LIBERAL DAN PENDEKATAN KUALITATIF. DALAM BEBERAPA TAHUN TERAKHIR JUGA, AUSTRALIA TELAH MENGGESER POSISINYA SEBAGAI PEMASOK BATU BARA UTAMA KE CHINA KARENA PERSENTASE EKSPORNYA YANG HAMPIR MENCAPAI NOL. EKSPOR BATUBARA INDONESIA KE CHINA AKAN MENINGKAT SEBAGAI AKIBAT DARI PENGATURAN INI. INDONESIA MENGAMBIL KESEMPATAN DAN MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI MOMENTUM PERANG DAGANG INI. SEPERTI YANG TELAH DISAMPAIKAN SEBELUMNYA, SEMENTARA AUSTRALIA KEHILANGAN KEUNTUNGAN MELALUI DELAPAN PRODUK YANG MENJADI KORBAN PERANG DAGANG KEDUA NEGARA, YANG TERKENA DAMPAK KEBIJAKAN ANTI DUMPING DAN ANTI SUBSIDI. DIANTARANYA ADALAH BATUBARA DAN LOBSTER. HAL INI JUGA SEJALAN DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA SAAT INI, YAITU MEMILIKI BATU BARA YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP SURPLUS INDONESIA DI SEKTOR NONMIGAS PADA TAHUN 2020 DAN TUJUAN KKP UNTUK MENYERBU PASAR TIONGKOK DENGAN HASIL LAUT INDONESIA.