KAJIAN KUAT TEKAN DAN DURABILITAS CLAY SHALE YANG DISTABILISASI GEOPOLIMER DENGAN BINDER FLY ASH DAN KADAR NAOH 12 M

Tanah sebagai dasar konstruksi memiliki fungsi menerima beban dan menahan beban berbagai elemen konstruksi yang berada diatasnya. Clay shale merupakan jenis tanah yang rentan pengaruh air. Tanah jenis ini didominasi lanau yang memiliki komponen utama montmorillonite. Kandungan montmorillonite menyebabkan tanah memiliki kuat geser yang rendah Kuat geser yang rendah dapat menyebabkan terjadinya kelongsoran sehingga diperlukan stabilisasi tanah dengan bahan kimia. Fly ash merupakan salah satu limbah dari pembakaran batubara pada PLTU yang dapat digunakan untuk stabilisasi tanah. Fly ash mengandung unsur silika dan alumina yang mirip dengan semen Portland. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kuat tekan bebas dan slake durability serta untuk mengetahui pengaruh penambahan geopolimer terhadap kadar air dan angka pori tanah. Perbandingan clay shale dan geopolimer yang digunakan adalah 75% : 25%. Geopolimer yang digunakan dibagi menjadi 65 % fly ash dan 35 % alkali aktivator. Alkali aktivator yang digunakan adalah sodium hidroksda dan sodium silikat. Konsentrasi sodium hidroksida yang digunakan pada penelitian ini adalah 12M. Perbandingan alkali aktivator yang digunakan 1,5 dan 2 dengan curing time 7, 14 dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara kuat tekan bebas dan slake durability index membentuk trendline yang memiliki kecenderungan naik. Sehingga nilai kuat tekan yang tinggi akan cenderung memiliki nilai slake durability index yang tinggi juga. Adanya penambahan geopolimer mempengaruhi nilai kuat tekan bebas, slake durability index, kadar air dan angka pori tanah. Peningkatan nilai kuat tekan sebesar 339%, 453% dan 528% berturut turut terjadi pada sampel 7, 14 dan 28 hari. Selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan geopolimer menyebabkan nilai kadar air menurun sedangkan angka pori meningkat.