PENGARUH PERJANJIAN INDONESIA-KOREA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT TERHADAP EKSPOR KAYU LAPIS INDONESIA KE KOREA SELATAN SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN

SEJAK TAHUN 2006, HUBUNGAN INDONESIA-KOREA SELATAN MENGINJAK BABAK BARU. HUBUNGAN KEDUANYA MENJADI LEBIH INTENS DENGAN MENEMUKAN LANGKAH BARU UNTUK MEMAJUKAN HUBUNGAN KEDUA NEGARA. BANYAK KERJASAMA YANG KEMUDIAN DILAKUKAN OLEH KEDUA NEGARA MELALUI KESEPAKATAN KERJASAMA BARU. DENGAN MEMBANGUN KERJASAMA KEMITRAAN EKONOMI YANG LEBIH STRATEGIS, GUNA MEMPERAT HUBUNGAN BILATERAL ANTARA INDONESIA-KOREA SELATAN. SALAH SATU DIANTARANYA ADALAH KERJASAMA KEMITRAAN STRATEGIS MELALUI PERJANJIAN INDONESIA- KOREA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT TERHADAP POTENSI PERDAGANGAN KAYU LAPIS INDONESIA KE KOREA SELATAN SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN YANG BENTUK PADA THAU 2012 NAMUN PERUNDINGAN INI TERHENTI PADA TAHUN 2014 YANG KEMUDIAN DILAKUKAN REAKTIVASI TERHADAP PERJANJIAN TERSEBUT PADA TAHUN 2020.
PERJANJIAN INI MERUPAKAN PERJANJIAN YANG LEBIH FOKUS TERHADAP PERDAGANGAN BEBAS, MAKA TERDAPAT BEBERAPA KEUNTUNGAN BAGI KEDUA NEGARA UNTUK SALING MELENGKAPI KEBUTUHAN NEGARA MASING-MASING. DALAM SEKTOR PERDAGANGAN, INDONESIA MEMILIKI BEBERAPA KOMODITAS UNGGULAN YANG MENJADI PELENGKAP KEBUTUHAN BAGI KOREA SELATAN. SALAH SATUNYA ADALAH KEBUTUHAN KOMODITAS KAYU LAPIS INDONESIA KE KOREA SELATAN YANG PADA SETIAP TAHUNNYA SELALU MENGALAMI PENINGKATAN. NAMUN, DISAMPING ITU MASIH TERDAPAT HAMBATAN YANG MENJADI PENGHALANG UNTUK PERDAGANGAN EKSPOR KAYU LAPIS KE KOREA SELATAN, YAITU HAMBATAN TARIF YANG MASIH MEMBEBANI PARA EKSPORTIR KAYU LAPIS INDONESIA. SEHINGGA, MEREKA MEMILIKI PELUANG BESAR NAMUN ENGGAN UNTUK MAJU KARENA TERDAPAT HAMBATAN TERSEBUT DITAMBAH JUGA DENGAN ADANYA PENDEMI COVID-19 YANG TERJADI MEMBUAT SEGALA AKTIVITAS PERDAGNAGAN INTERNASIONAL TERHAMBAT KARENA KETERBATASAN FASILITASI DLL. AKAN TETAPI, MESKIPUN TERDAPAT HAMBATAN KARENA PANDEMI COVID-19 YANG MENGAHAMBAT PEREKONOMIAN GLOBAL. HUBUNGAN KEMITRAAN
XII INDONESIA-KOREA SELATAN INI JUSTRU MEYAKINI UNTUK TETAP MELANJUTKAN APA YANG TELAH TERTUNDA BEBERAPA TAHUN LAMANYA. TAHUN 2020 MENJADI TAHUN RESMINYA PERJANJIAN IK- CEPA, KEDUA NEGARA SEPAKAT UNTUK MELANJUTKAN KERJASAMA KEMITRAAN TERSEBUT. DIANTARA PENGHAMBAT YANG ADA UNTUK MELAKUKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL, DENGAN DISELESAIKANNYA PERJANJIAN IK-CEPA KEDUANYA MENYAKINI KESEPAKATAN INI JUSTRU MEMBERIKAN BANYAK PELUANG BAGI KEDUA NEGARA. SALAH SATU DIANTARANYA ADALAH FASILITASI NON-TARIFF BAGI EKSPOR KAYU LAPIS YANG MENJADI HAMBATAN BAGI PARA EKSPORTIR KAYU LAPIS INDONESIA. DAMPAK DAN PELUANG BESAR TERSEBUT TERSEBUT DAPAT TERLIHAT DARI PENINGKATAN EKSPOR KOMODITI KAYU LAPIS INI DARI BEBERPA TAHUN SEBELUMNYA, MESKI PENINGKATAN TERSEBUT HANYA BERBEDA TIPIS. NAMUN HAL TERSEBUT MERUPAKAN SEBUAH PENCAPAIAN DAN PENGARUH YANG CUKUP BERDAMPAK BAGI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DIKALA PEREKONOMIAN DIBERBAGAI NEGARA SEDANG MENGALAMI PENURUNAN AKIBAT PANDEMI COVID-19.