UJI KADAR ANTIOKSIDAN DAN TANIN DAUN KEPEL (STELECHOCARPUS BURAHOL) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA

KEPEL MERUPAKAN SALAH SATU TANAMAN OBAT TRADISIONAL YANG JUGA MERUPAKAN TANAMAN FLORA IDENTITAS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. BUDIDAYA TANAMAN KEPEL PADA BERBAGAI KETINGGIAN MEMILIKI SENYAWA YANG BERBEDA PADA DAUN KEPEL. DAUN KEPEL MEMILIKI BANYAK MANFAAT KARENA MEMILIKI KANDUNGAN ANTIOKSIDAN DIANTARANYA TANIN. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGKAJI KANDUNGAN ANTIOKSIDAN DAN TANIN DAUN KEPEL PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA. PENELITIAN INI MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN YANG DILAKUKAN DI LABORATORIUM DENGAN DESAIN FAKTOR TUNGGAL. PENGUJIAN ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN PENGUJIAN TANIN MENGGUNAKAN METODE FOLIN CIOCALTEU PERLAKUAN MENGGUNAKAN SAMPEL DAUN TANAMAN KEPEL DARI KETINGGIAN YANG BERBEDA ANTARA LAIN KRETEK (23 MDPL), SEDAYU (75 MDPL), KASIHAN (85 MDPL), PANEMBAHAN (94 MDPL), TAMANSARI (98 MDPL), WIROBRAJAN (104 MDPL), PRAMBANAN (120 MDPL), MDPL), KALASAN (130 MDPL), NGIPIKSARI (730 MDPL). SETIAP SAMPEL DARI KETINGGIAN TEMPAT DIULANG SEBANYAK 3 KALI. HASIL PENELITIAN MENUNJUKKAN NILAI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KADAR TANIN DAUN KEPEL TERTINGGI YAITU PADA SAMPEL DAUN KEPEL DI DAERAH KRETEK (23 MDPL) DENGAN NILAI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN IC50 SEBESAR 5,32 PPM DAN KADAR TANIN TERTINGGI SEBESAR 5,23%. SEMAKIN RENDAH KETINGGIAN TEMPAT MENUNJUKKAN HASIL ANTIOKSIDAN DAN TANIN PALING TINGGI.