HUBUNGAN TINGKAT KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA YOGYAKARTA

PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MERUPAKAN PENYAKIT VIRUS YANG POTENSI PENULARAN YANG TINGGI TERUTAMA DI DAERAH TROPIS DAN SUBTROPIS. KELEMBAPAN MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR IKLIM YANG BERKAITAN DENGAN KEBERLANGSUNGAN HIDUP VEKTOR DBD. KOTA YOGYAKARTA MEMILIKI TINGKAT KELEMBAPAN TINGGI. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN ANTARA KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KOTA YOGYAKARTA. PENELITIAN INI BERSIFAT KUANTITATIF DAN MENGGUNAKAN DESAIN OBSERVASIONAL ANALITIK DENGAN PENDEKATAN CROSS-SECTIONAL. DATA DIAMBIL MENGGUNAKAN TOTAL SAMPLING DENGAN UNIT KELURAHAN YANG MEMENUHI KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI. DATA JUMLAH KEJADIAN DBD DIDAPATKAN DARI DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA. DATA KELEMBAPAN UDARA DIPEROLEH MELALUI HASIL INTERPOLASI DUA TITIK DI STASIUN GEOFISIKA GAMPING DAN STASIUN METEOROLOGI ADISUCIPTO. ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPEARMAN RANK TEST (SPSS) UNTUK MENGETAHUI KORELASI ANTARA KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019. SAMPEL DATA BERUPA 3.309 KEJADIAN DBD DIAMBIL DARI MARET 2015-DESEMBER 2019 DAN KELEMBAPAN RATA-RATA 80,3 PERSEN. HASIL KORELASI SECARA GLOBAL ANTARA KELEMBAPAN DAN KEJADIAN DBD DI KOTA YOGYAKARTA DIPEROLEH KORELASI POSITIF (P=0,007) DENGAN KEKUATAN LEMAH (R=0,355). HASIL KORELASI ANTARA KELEMBAPAN DAN KEJADIAN DBD DARI 45 KELURAHAN MENUNJUKKAN HASIL YANG BERVARIASI. TERDAPAT 73,3 PERSEN BERKORELASI POSITIF (P DENGAN KEKUATAN LEMAH (R=0,263-0,381). TERDAPAT 26,6 PERSEN TIDAK BERKORELASI P>0,05). PENELITIAN INI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA TERDAPAT HUBUNGAN BERMAKNA ANTARA KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KOTA YOGYAKARTA. SEBANYAK 73,3 PERSEN KELURAHAN MEMILIKI HUBUNGAN BERMAKNA DAN 26,6 PERSEN KELURAHAN LAINNYA MEMILIKI HUBUNGAN TIDAK BERMAKNA ANTARA KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KOTA YOGYAKARTA