SOFT POWER DIPLOMACY : DIPLOMASI BUDAYA PEMERINTAH KOREA SELATAN MELALUI KOREAN WAVE

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diplomasi budaya yang dilakukan oleh Pemerintah Negara Korea sebagai bentuk soft power diplomasi melalui Korean Wave. Hallyu oleh Pemerintah Korsel dijadikan sebagai upaya untuk membangun citra serta nation branding. Pembangunan citra tentunya sangat penting untuk menghadirkan ketertarikan negara lain dalam menjalin dan memperkuat hubungan bilateral sekaligus mempererat posisi dalam forum-forum ekonomi serta perpolitikan internasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di mana studi kasus penelitian ini yaitu negara Korea Selatan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data sekunder yang diperoleh dari jurnal dan buku yang berkaitan dengan variabel penelitian. Hasil analisis penelitian ini yaitu Korean Wave atau Hallyu masuk dalam kategori soft power diplomasi budaya yang dipakai pemerintah Korean Selatan dalam menjalin hubungan bilateral dengan negara lain. Kebijakan yang dikeluarkan Korea Selatan tersebut dapat di analisa bahwasanya yang mempengaruhi Hallyu sebagai alat diplomasi budaya yaitu di latarbelakangi; (1) Kondisi Politik Domestik, (2) Kondisi Ekonomi dan Militer, dan (3) Konteks Internasional. Apabila dikaitkan dengan kebijakan soft power yang digunakan pemerintah Korea Selatan memainkan peran penting dalam meningkatkan citra Korea Selatan. Pesatnya perkembangan Hallyu yang diikuti dengan terbentuknya kesan atau persepsi positif terhadap Korea. Dengan persepsi positif yang dibentuk oleh Korea Selatan di mata dunia dapat memperkuat hubungan bilateral yang dapat mendukung peningkatan kerja sama di berbagai sektor baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Melalui Hallyu sebagai instrumen soft power diplomasi budaya memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan negara Korea.