ANALISIS PERAN ENERGI TERBARUKAN DALAM PENYEDIAAN ENERGI LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ENERGI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota pariwisata di Indonesia yang kerap dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun non lokal. Perkembangan wisata Daerah Istimewa Yogyakarta ditandai dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, daerah tempat wisata juga dituntut untuk menyediakan infrastruktur yang memadai. Salah satu infrasturktur yang sangat penting bagi destinasi wisata adalah energi listrik. Sementara itu, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum ada pembangkit yang dapat menyediakan kebutuhan energi listrik sehingga masih mengandalkan pasokan energi listrik dari sistem interkoneksi Jawa Madura Bali (JAMALI). Dilain pihak, Daeah Istimewa Yogyakarta memiliki beberapa potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dapat dipergunakan. Berdasarkan data dari Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi di beberapa sektor EBT yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik. Potensi-potensi tersebut diantaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), dan Bioenergi. Oleh karena itu dilakukan simulasi energi listrik untuk memprakirakan kebutuhan energi listrik dan potensi-potensi EBT di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan software Low Emissions Analysis Platform (LEAP). Metode yang digunakan merupakan metode end-use dengan Skenario Business as Usual (BAU). Hasil dari penelitian ini diprakirakan permintaan energi listrik provinsi DIY meningkat sebesar 3,8% per tahun. Keluaran pembangkit EBT diprakirakan sebesar 3.349,6 GWh pada tahun 2022 hingga 8.120,6 GWh pada tahun 2050. Dengan kapasitas EBT 1.105 MW pada tahun 2022 hingga maksimal 2.750 MW pada tahun 2045. Pemanfaatan EBT di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat meningkatkan kemandirian energi listrik sehingga hanya membutuhkan 2-13% tambahan suplai dari interkoneksi JAMALI.