TATA KELOLA KOLABORATIF DALAM GERAKAN JOGJA BERWAKAF: HUKUM, MODEL DAN IMPLEMENTASI DALAM PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI

Saat ini masih terdapat pemahaman masyarakat bahwa wakaf hanya untuk sektor sosial, seperti tempat peribadatan, madrasah dan makam. Sehingga wakaf belum dioptimalkan untuk social commercial financing sesuai ketentuan Peraturan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Uang. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi model tata kelola kolaboratif yang dikembangkan Gerakan Jogja Berwakaf di DI Yogyakarta. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis empiris dan pendekatan transformatif, penggalian data dilakukan berdasarkan sumber bahan hukum primer maupun sekunder yang terkait dengan tata kelola wakaf. Sementara analilis data menggunakan model deskriptif kualitattif. Hasil penelitian menunjukan bahwa program yang jalankan Gerakan Jogja Berwakaf telah berhasil menggerakkan para stakeholder pemerintah maupun swasta di D.I. Yogyakarta untuk bersinergi dan bergerak bersama mengatasi permasalahan sosial ekonomi masyarakat. Gerakan Jogja Berwakaf telah berhasil menggugah kesadaran akan pentingnya produktivitas wakaf dalam percepatan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan sosial ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Gerakan ini menghasilkan berbagai model program, diantaranya penghimpunan wakaf inovatif melalui lelang wakaf, literasi dan edukasi wakaf kepada masyarakat melalui event 'Kopi Luwak' dan 'Kopi Lawak', digitalisasi wakaf yang terintegrasi dengan data kemiskinan di Kabupaten Sleman, wakaf corner di KUA se DI Yogyakarta melalui aplikasi wakaf terpadu, dan berbagai program sosialisasi, penghimpunan dan distribusi wakaf berbasis kolaborasi lainnya. Melalui gerakan kolaborasi ini tata kelola wakaf lebih optimal, terarah dan multiplayer effectnya semakin besar. Dari hasil penelitian ini selain berkontribusi pada akselerasi tata kelola wakaf di daerah juga dapat menjadi rule model tata kelola wakaf berkelanjutan di Indonesia.