PENGARUH DENSITAS DAN VISKOSITAS TERHADAPKARAKTERISTIK INJEKSI PADA CAMPURAN BIODIESELJATROPHA-SAWIT (3:2 DAN 2 : 3) PADA LEVEL B5-B40

Meningkatnya kebutuhan dan konsumsi bahan bakar mengakibatkan cadangan bahan bakar minyak bumi semakin menipis. Perlu adanya pengembangan bahan lain sebagai sumber bahan bakar alternatif. Salah satu bahan bakar alternatif adalah biodiesel dari campuran minyak jatropha � sawit 3:2 dan 2:3. Namun biodiesel murni masih memiliki densitas dan viskositas yang belum sesuai standar yang dapat mempengaruhi efektifitas mesin. Agar memperoleh biodiesel yang maksimal, diperlukan uji sifat fisik dengan menggabungkan jenis minyak tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui karakteristik minyak jatropha � sawit 3:2 dan 2:3 berupa densitas dan viskositas serta pengaruhnya terhadap karakteristik injeksi.Pembuatan biodiesel dimulai dengan mencampur minyak jatropha � sawit 3:2 dan 2:3 dengan variasi campuran B5, B10, B15, B20, B25, B30, B35, dan B40. Proses selanjutnya degumming, esterifikasi, dan transesterifikasi. Setelah itu dilakukan pengujian densitas, viskositas, dan karakteristik injeksi.Hasil penelitian pada pengujian nilai densitas campuran minyak jatropha � sawit perbandingan 3:2 lebih besar dari campuran minyak jatropha sawit perbandingan 2:3. Nilai densitas yang ditambah dengan solar industri lebih banyak menurunkan densitas. Nilai viskositas tertinggi terdapat pada campuran biodiesel minyak jatropha � sawit 3:2. Campuran biodiesel minyak jatropha � sawit 2:3 dengan variasi B5, B10, B15, B20, B25, B30, B35, B40 memenuhi standar mutu biodiesel dan minyak jatropha � sawit dengan perbandingan 3:2 dengan variasi B5, B10, B15, B20, B25, B30, B35 memenuhi standar mutu biodiesel. Pengujian karakteristik injeksi dengan sudut penetrasi semprotan optimal terdapat pada level bahan bakar B25 komposisi 2:3 sebesar 18,54º dan 140,229 cm.