Manajemen Citra Sekolah Pada Era Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Manajemen Citra SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta)

<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen citra sekolah pada era pandemi covid-19 di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta, mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan <em>mixed method</em> model <em>sequential exploratory</em>. Subjek dalam penelitian adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan perwakilan siswa; wali siswa; dan pemerintah setempat. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. Teknik analisis data dengan cara data <em>reduction</em>, data <em>display</em> dan <em>conclusion</em> <em>drawing</em>. Untuk menguji keabsahan data dilakukan uji <em>credibility</em>, <em>transferability</em>, <em>dependability</em> dan <em>confirmability</em>.</p>

<p>Hasil penelitian manajemen citra sekolah di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta pada era pandemic covid-19 dilakukan dengan 4 tahapan, yaitu pertama perencanaan dengan cara merencanakan kegiatan berdasarkan situasi dan kondisi lapangan, mengacu pada visi dan misi, memastikan waktu dan tempat, merancang metode dan teknis pelaksanaan, mempersiapkan sarana dan prasarana. Kedua pengorganisasian dengan cara membagi tim kerja dengan kemampuan yang dimiliki guru dan karyawan serta pembagian tugas yang jelas. Ketiga pelaksanaan dengan cara kepala sekolah memimpin, menggerakan, dan memotivasi guru dan karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai perencanaan dengan menerapkan protokol kesehatan. Antar anggota stakeholder saling mendukung dan membantu serta menjalin komunikasi yang baik. Program kegiatan yang menggunakan media online memanfaatkan <em>website</em>, <em>instagram</em>, <em>zoom meeting</em>, <em>google classroom</em>, <em>youtube</em>, <em>tik tok</em> dan grup <em>whatsapp</em>. Keempat, pengawasan dengan cara rapat evaluasi untuk memperoleh data hasil laporan kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan. Faktor pendukung antara lain direktur yayasan dan kepala sekolah yang muda, aktif dan progresif, <em>team work</em> yang solid, dukungan positif dari siswa dan wali siswa, fasilitas, sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Faktor penghambatnya yaitu lomunikasi antar anggota terserap tidak sempurna, pembaruan tim humas, tanggung jawab ganda yang dipegang oleh tim humas, sekolah kompetitor, situasi dan kondisi lapangan di era pandemic covid-19.</p>