ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD SETELAH PENERAPAN ASURANSI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN (STUDI KASUS DI RS BERSALIN JEUMPA PONTIANAK)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengukuran kinerja di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Pontianak. Selama ini RS Bersalin Jeumpa Pontianak mengukur kinerja perusahaan hanya dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya saja dan membandingkannya dengan hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya, sehingga dapat dirumuskan dalam penelitian ini bahwa apakah aspek yang terdapat pada Balanced Scorecard berpengaruh terhadap pengukuran kinerja di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Pontianak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja dari Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Pontianak setelah adanya penerapan BPJS Kesehatan dengan menggunakan kelebihan yang terdapat pada Balanced Scorecard.      Penelitian ini menggunakan kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif serta analisis deskriptif. Data dikumpulkan dengan dan observasi operasional, wawancara, dan dokumentasi data-data rumah sakit. Subyek penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu, Manager Operasional, kepala bagian akuntansi dan keuangan, kepala bagian kepegawaian dan administrasi, serta pasien rawat jalan dan rawat inap pengguna BPJS Kesehatan di RS Bersalin Jeumpa Pontianak. Pada penelitian ini, untuk menganalisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan rumus perhitungan, sedangkan untuk data kualitatif dapat dimulai secara teoritis tentang perspektif Balanced Scorecard pada perusahaan jasa dengan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi, serta hasil wawancara dengan pihak terkait di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Pontianak jika diukur dengan menggunakan Balanced Scorecard pada perspektif keuangan dinilai dinilai terjadi peningkatan kinerja kecuali pada rasio solvabilitas dan rasio aktivitas yaitu pada perputaran piutang usaha., perspektif pelanggan dinilai terjadi peningkatan kinerja kecuali pada akuisisi pelanggan, perspektif proses bisnis internal pada proses operasi dianggap terjadi peningkatan kinerja kecuali pada tingkat kunjungan rawat inap pada indikator BOR, ALOS dan BTO yang dianggap tidak ideal, serta pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dinilai terjadi peningkatan kinerja.