DETEKTOR KEBOCORAN LIQUEFIED PETROLEUM GAS PADA POLIKLINIK GIZI BERBASIS IOT

Saat ini masyarakat banyak menggunakan gas Elpiji (LPG = Liquid Petroleun Gas) dalam bentuk gas metana atau butana sebagai hasil dari upaya konversi energi pemerintah. Realistisnya, saat ini banyak masyarakat yang beralih dari minyak tanah ke gas Elpiji (LPG). Masyarakat dapat memperoleh beberapa keuntungan dengan menggunakan gas LPG. Salah satunya adalah dapat dikemas lebih padat karena merupakan gas daripada cairan. Ini lebih mudah terdispersi daripada minyak tanah cair. Penggunaan gas juga jauh lebih hemat dibandingkan penggunaan minyak tanah karena gas LPG menghasilkan api yang bersih (tidak meninggalkan gejala - seperti yang terdapat pada minyak tanah). Namun, ada beberapa pertimbangan yang harus kita lakukan sementara. Tujuan dibuatnya alat detektor kebocoran tabung gas LPG pada poliklinik gizi berbasis IoT ini berguna untuk memastikan ruangan Poliklinik Gizi rumah sakit memerlukan pemantauan yang ketat dan efisien. Alat ini memiliki sistem keamanan jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan sehingga petugas dapat dengan cepat memiliki waktu yang cukup untuk mengantisipasi bahaya menyebar, seperti kebakaran, kebocoran gas dan suhu ruangan yang meningkat drastis, serta penggunaan monitoring yang bisa dilakukan secara jarak jauh. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengujian parameter-parameter yakni, suhu dan kelembaban ruangan, dan tekanan tabung gas LPG 3 kg. Alat ini menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560 dan modul ESP8266 sebagai pengontrol seluruh program kerja alat serta terdapat sensor DHT-22, sensor MQ- 2, dan sensor MPX5500DP, kemudian juga terdapat rangkaian buzzer sebagai alarm dan terdapat juga display LCD I2C 16 x 2.