PENGARUH PENCAMPURAN BIODIESEL JATROPHA-SAWIT TERHADAP SIFAT FISIK BIODIESEL

Kebutuhan bahan bakar fosil di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga persediannya menipis dan terbatas. Biodiesel dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Pembuatan biodiesel pada penelitian ini menggunakan minyak jatropha dan minyak sawit sebagai bahan baku. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi dengan mencampurkan biodiesel jatropha dengan biodiesel sawit. Pencampuran ini dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisik biodiesel karena minyak jatropha memiliki viskositas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengaruh densitas, viskositas, nilai kalor dan titik nyala (flash point) terhadap sifat fisik biodiesel yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).Penelitian ini menggunakan campuran biodiesel jatropha - sawit yang telah melalui proses degumming, esterifikasi, dan transesterifikasi. Pencampuran biodiesel dilakukan dengan variasi perbandingan 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10. Campuran biodiesel tersebut divariasikan dengan solar menjadi B30 untuk masing-masing perbandingan. Semua sampel biodiesel dilakukan pengujian sifat fisik bahan bakar berupa, densitas, viskositas, nilai kalor, dan titik nyala (flash point)Hasil penelitian ini menunjukkan nilai densitas, viskositas dan titik nyala pada biodiesel jatrpoha-sawit dan biodiesel jatropha-sawit B30 memiliki kesamaan pada nilai hasil pengujiannya yaitu biodiesel jatropha lebih besar daripada biodiesel sawit. Hasil pengujian nilai kalor menunjukkan bahwa nilai kalor yang dihasilkan mengalami peningkatan mulai dari biodiesel jatropha 10:0 dengan nilai kalor 8548,2889 cal/g sampai dengan 0:10 dengan nilai kalor 9423,0114 cal/g. Oleh karena itu semakin banyak minyak jatropha maka nilai kalor yang dihasilkan semakin kecil.