IDENTIFIKASI EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK MENGGUNAKAN ALGORITMA LIVERPOOL PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berdampak di Indonesia, prevelensi gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 84,9%. Diperkirakan angka ini akan meningkat setiap tahunnya sehingga mengakibatkan peningkatan angka penyintas gangguan jiwa pada kalangan masyarakat. Antipsikotik merupakan golongan obat yang sering digunakan sebagai pengobatan utama untuk pasien dengan diagnosis Skizofrenia, Namun pada pemberian terapi pengobatan ini terkadang dapat menimbulkan efek samping. Salah satunya sindrom ekstrapiramidal, hal ini mengakibatkan enggannya pasien untuk minum obat dengan rutin, akibatnya frekuensi kekeambuhan semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efek samping antipsikotik di RS PKU Muhammadiyah Gamping.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode deskriptif dengan pengambilan data secara prospektif, Sampel adalah pasien rawat jalan poli jiwa pada periode April-Juni 2022. Untuk menilai kausalitas efek samping digunakan Algoritma Liverpool. Jumlah sampel yang didapatkan yaitu 61 pasien dengan kriteria inklusi yaitu menggunakan pengobatan antipsikotik pada poli jiwa RS PKU Muhammadiyah Gamping dengan rekam medis yang lengkap.Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian pasien mendapat. Efek samping paling banyak yang dialami pasien yaitu mengantuk yaitu 19 pasien, terbanyak kedua yaitu kenaikan tekanan darah oleh 9 pasien, terbanyak ketiga yang yaitu efek samping nafsu makan meningkat sebanyak 8 pasien.  Haloperidol merupakan obat antipsikotik golongan pertama yang paling banyak meyebabkan efek samping. Kausalitas efek samping menunjukan hasil possible 70%, dengan efek samping paling banyak yaitu mengantuk yang diakibatkan oleh trihexyphenidyl.  Probable 9,8%, dengan efek samping mengantuk yang diakibatkan oleh haloperidol. dan unlikely 19%.