PROBLEMATIKA PENERAPAN PRINSIP RESPONSIBILITY TO PROTECT (R2P) STUDI KASUS: KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA DI MYANMAR

SUFIANISSA'ADAH (2023) PROBLEMATIKA PENERAPAN PRINSIP RESPONSIBILITY TO PROTECT (R2P) STUDI KASUS: KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA DI MYANMAR. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[thumbnail of Halaman Judul] Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf

Download (388kB)
[thumbnail of Lembar Pengesahan] Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only

Download (388kB)
[thumbnail of Abstrak] Text (Abstrak)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only

Download (113kB)
[thumbnail of Bab I] Text (Bab I)
Bab I.pdf

Download (318kB)
[thumbnail of Bab II] Text (Bab II)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (398kB)
[thumbnail of Bab III] Text (Bab III)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (216kB)
[thumbnail of Bab IV] Text (Bab IV)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (154kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (391kB)
[thumbnail of Naskah Publikasi] Text (Naskah Publikasi)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (779kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (913kB)

Abstract

Penelitian ini mencoba menjelaskan alasan prinsip Responsibility to Protect (R2P) tidak diterapkan dalam krisis kemanusiaan di Rohingya di Myanmar. Pembunuhan massal yang dilakukan pemerintah Myanmar tehadap etnis Rohingya di dalam negaranya dapat dikategorikan ke dalam pelanggaran HAM berat yang mencondong ke perilaku genosida. Namun belum terlihat aksi nyata keterlibatan masyarakat internasional, termasuk PBB dalam menyelesaikan konflik. Intervensi kemanusiaan berdasarkan Prinsip R2P yang yang berfungsi mencegah terjadinya empat jenis kejahatan seperti pembunuhan massal, genosida, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan pun tampaknya belum bisa direalisasikan pada kasus Rohingya. Adanya norma domestik yaitu prinsip non-intervensi yang secara teguh dipegang ASEAN membuatnya sulit menerima norma internasional yang baru yakni prinsip R2P untuk mencampuri urusan internal negara-negara anggotanya serta adanya kepentingan pribadi negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang mengancam menggunakan hak veto tampaknya menjadi alasan terhambatnya penerapan prinsip R2P oleh PBB terhadap kasus Rohingya di Myanmar.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Rohingya, R2P, Non-intervention, Veto, ASEAN, United Nations
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Hubungan Internasional S1
Depositing User: Aidilla Qurotianti
Date Deposited: 06 Sep 2023 03:45
Last Modified: 06 Sep 2023 03:45
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/39180

Actions (login required)

View Item
View Item