MOTIVASI ANGGOTA KELOMPOK TANI PERKOTAAN DALAM MENERAPKAN PROGRAM LORONG SAYUR DI KOTA YOGYAKARTA

MOTIVASI ANGGOTA KELOMPOK TANI PERKOTAAN DALAM MENERAPKAN PROGRAM LORONG SAYUR DI KOTA YOGYAKARTA. 2023. MEITA INDIA WARDHA (Skripsi dibimbing oleh Dr. Aris Slamet Widodo, S.P., M.Sc.). Masyarakat Kota Yogyakarta memiliki antusias dan dorongan yang kuat untuk bergabung dalam kelompok tani yang memanfaatkan pekarangan perkotaan dengan menerapkan program lorong sayur. Anggota kelompok tani di Kota Yogyakarta mulai menyadari bahwa gang sempit dan lorong menjadi peluang untuk mengembangan pertanian perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi anggota kelompok tani perkotaan dalam menerapkan program lorong di Kota Yogyakarta serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi motivasi anggota kelompok tani perkotaan dalam menerapkan program lorong di Kota Yogyakarta. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive di Kota Yogyakarta tepatnya di Kecamatan Umbulharjo, Danurejan, dan Kotagede. Penentuan sampel menggunakan metode Multistage Random Sampling sehingga diperoleh 55 responden. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder, yang di kumpulkan melalui wawancara dengan bantuan kuesioner, observasi dan dokumentasi.  Kemudian data di analisis menggunakan analisis deskriptif dengan skala likert dan Uji Koefisisen Korelasi Rank Spearman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi anggota kelompok tani perkotaan dalam menerapkan program lorong sayur di Kota Yogyakarta berdasarkan Teori ERG (Clayton Alderfer) dapat dilihat dari tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan keberadaan (exsistence) masuk dalam kategori sedang, kebutuhan akan hubungan (relatedness) dan kebutuhan akan pertumbuhan (growth) masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan hasil analisis Uji Koefisisen Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara nyata signifikan dengan motivasi anggota kelompok tani perkotaan dalam menerapkan program lorong sayur di Kota Yogyakarta yaitu pendapatan, frekuensi mengikuti penyuluhan, dan peran penyuluh pertanian dengan motivasi relatedness, serta peran ketua kelompok tani dengan motivasi growth dan motivasi total.