EVALUASI POLA PENGGUNAAN OBAT DEMENSIA PADA PASIEN DEMENSIA DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING YOGYAKARTA

Demensia atau yang sering disebut kepikunan merupakan fenomena yang biasanya terjadi pada lanjut usia (lansia), dimana biasanya lansia memiliki 2-8 penyakit penyerta sehingga banyak obat yang harus diresepkan. Banyak obat yang diresepkan untuk lansia akan menimbulkan banyak masalah diantaranya yaitu kepatuhan, polifarmasi, serta peresepan yang tidak tepat. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kerasionalan penggunaan obat demensia pada pasien demensia di RS PKU Muhammadiyah Gamping sesuai dengan kriteria ketepatan obat oleh kemenkes RI.Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan retrospektif yaitu dengan mengumpulkan data dari catatan rekam medik pasien. Pengambilan data dilakukan pada bulan September-Desember 2022 di ruang rekam medis RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Kriteria inklusi berupa data rekam medis pasien yang didiagnosis mengalami demensia pada periode Januari 2021-Oktober 2022 dan memiliki kelengkapan data. Data-data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif non analitik dengan mengacu pada standar terapi yaitu Panduan Praktik Klinik (PPK) pada pasien demensia tahun 2015 oleh PERDOSSI.Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 16 pasien demensia yang memenuhi kriteria inklusi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta yang paling banyak adalah pasien dengan rentang usia 70-79 tahun sebesar 50%, dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 56,25%, kemudian pasien dengan komorbiditas penyakit hipertensi sebesar 43,75%, dengan jenis perawatan rawat jalan sebesar 68,75%, serta subtipe demensia yang paling banyak dialami pasien adalah dengan tipe demensia vaskular sebesar 68,75%. Pola penggunaan obat demensia untuk mengatasi gejala kognitif diberikan obat donepezil sebesar 81,25%  dan terapi komplementer sebesar 18,75%. Hasil evaluasi pola penggunaan obat demensia adalah 100% tepat indikasi, tepat dosis, tepat cara pemberian obat, tepat interval waktu, dan tepat kondisi pasien, dan 68,75%  tepat obat.