EVALUASI TERAPI DAN BIAYA PENGGUNAAN PROFILAKSIS STRESS ULCER PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUD KOTA YOGYAKARTA PERIODE JANUARI - DESEMBER 2021

Penggunaan profilaksis stress ulcer pada praktiknya masih belum diberikan sesuai dengan pedoman yang ada yaitu ASHP 1999 dan Stress Ulcer Prophylaxis Clinical Guideline tahun 2015. Penelitian oleh Korayem et al. (2019) menyatakan bahwa terdapat 76,4 % pasien rawat inap non-ICU memperoleh obat penekan asam dengan indikasi yang tidak tepat. Pemakaian yang tidak tepat tersebut dapat menyebabkan beberapa hal, seperti timbulnya infeksi akibat bakteri C.difficle dan peningkatan biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dari penggunaan profilaksis stress ulcer dan jumlah biaya yang dikeluarkan.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan data dilakukan secara retrospektif dan metode yang digunakan adalah consecutive sampling dengan perhitungan besar sampel berdasarkan rumus estimasi proporsi. Total sampel yang masuk ke dalam kriteria inklusi terdapat 217 sampel. Data yang terkumpul diambil dari rekam medik pasien yang menjalani rawat inap di bangsal penyakit dalam RSUD Kota Yogyakarta pada periode Januari � Desember 2021. Sementara itu, perhitungan biaya baik yang dikeluarkan oleh pasien yang tepat ataupun yang tidak dihitung  berdasarkan total semua pemberian obat Stress Ulcer Prophylaxis yang diberikan kepada pasien yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan diperoleh hasil yaitu  profilaksis stress ulcer yang paling banyak digunakan adalah obat dari golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) yaitu sebanyak 58,9%, lalu diikuti oleh golongan H2RA sebesar 22,4%, dan terakhir golongan sukralfat sebesar 18,7%. Berdasarkan pedoman yang ada, diperoleh 65 dari 217 pasien (30%) dengan indikasi yang tepat dan sisanya sebanyak 152 pasien (70%) tanpa indikasi yang tepat. Biaya penggunaan profilaksis stress ulcer yang tepat indikasi sebesar Rp 8.268.076 dengan rata-rata pengeluaran yaitu Rp 127.201 dan jumlah biaya yang dikeluarkan dari penggunaan profilaksis stress ulcer pada indikasi tidak tepat sebanyak Rp 15.808.977 dengan rata-rata  setiap pasien adalah Rp 104.006. Penelitian ini menunjukkan bahwa profilaksis stress ulcer masih banyak diresepkan kepada pasien rawat inap khususnya di bangsal penyakit dalam tanpa adanya indikasi yang jelas dengan PPI sebagai golongan obat yang paling sering diberikan. Penggunaan SUP yang tidak tepat ini berakibat pada besarnya biaya yang dikeluarkan terutama oleh pasien.