IMPLEMENTASI PERAN KONSELOR PADA PROGRAM UPAYA BERHENTI MEROKOK: DESKRIPTIF KUALITATIF

Pendahuluan: Jumlah perokok setiap tahun semakin meningkat, usia perokok pemula juga semakin muda. Rokok merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit yang dapat menjadikan pengobatan menjadi tidak efektif. Pemerintah telah berupaya menekan angka perokok dan dampak yang ditimbulkan melalui pembentukan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) serta menggiatkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dimana Klinik Berhenti Merokok merupakan salah satu kontribusi dalam pencapaian GERMAS. Salah satu layanan dalam klinik tersebut adalah konseling yang dibantu oleh konselor yang terlatih. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menggali peran konselor upaya berhenti merokok (UBM).Tujuan: Mengetahui implementasi peran konselor upaya berhenti merokok.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan semi-structure interview dan in-depth interview. Penelitian ini melibatkan 12 partisipan yang berasal dari berbagai setting seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dan Quit Line berhenti merokok Kementerian Kesehatan. Analisa data dalam penelitian menggunakan induktif konten analisis.Hasil: Hasil dari penelitian ini ditemukan 4 tema. Tema yang pertama yaitu skrining yang terbagi menjadi dua subtema yaitu sarana skrining dan instrumen skrining. Tema kedua yaitu konseling yang mengandung tiga subtema yaitu cara UBM, metode konseling, dan komplementer. Tema ketiga yaitu follow up yang mengandung tiga subtema yaitu follow up melalui keluarga, pemeriksaan kunjungan, dan via telepon/WA. Tema keempat yaitu kendala menjalankan program yang mengandung dua subtema yaitu kendala dari klien dan kurangnya sarana dan prasarana.Kesimpulan: Terdapat berbagai peran yang dijalankan serta hambatan yang dialami oleh konselor sehingga ini menjadi perhatian khusus bagi konselor maupun pemerintah akan pentingnya peran konselor berhenti merokok guna membantu meningkatkan angka berhenti merokok.