IMPLEMENTASI KEWENANGAN PENGAWASAN BPOM TERHADAP PEREDARAN OBAT DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN DI YOGYAKARTA

Kasus gagal ginjal akut pada anak sempat meningkat pada bulan Oktober tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana implementasi BPOM dalam menjalankan tugasnya dengan memiliki kewenangan melakukan pengawasan terhadap  peredaran obat dalam rangka memberikan perlindungan terhadap konsumen dan upaya hukum yang bisa ditempuh bagi konsumen yang telah dirugikan oleh produsen. Metode penelitian inimenggunakan jenis penelitian Hukum Empiris. Data yang digunakan yaitu data primer yaitu dari hasil wawancara secara langsung ke BPOM, dosen farmasi, BPSK, serta ke konsumen. Selain itu juga menggunakan data sekunder yaitu penelaahan kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat produsen/industri farmasi nakal yangakhirnya dicabut izin edarnya oleh BPOM karena terbukti mengubah bahan baku serta pemasok tanpa melapor kepada BPOM. Dalam penelitian ini terdapat satu kasus Gagal Ginjal Akut di Kulon Progo dengan keadaan pasien sudah membaik dan masih menjalani kontrol secara rutin hingga saat ini. Upaya yang bisaditempuh oleh konsumen yang dirugikan akibat efek samping obat berizin bisa dengan melalui upaya di dalam pengadilan maupun di luar pengadilan. Untuk keluarga pasien gagal ginjal dengan riwayat mengonsumsi obat sirup di wilayah Yogyakarta tidak ditemukan melakukan upaya hukum untuk meminta ganti kerugian kepada produsen baik di dalam pengadilan maupun luar pengadilan.