ELIT POLITIK DALAM KONFLIK PEMEKARAN KOTA SOFIFI DI PROVINSI MALUKU UTARA

Sejak tahun 1999, Sofifi ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Maluku Utara. Hingga saat ini Sofifi belum mengalami perkembangan yang berarti, hal ini dikarenakan masih banyaknya polemik mengenai penyebab keterlambatan pembangunan di Sofifi. Karena perkembangan Sofifi terhambat, beberapa pihak kemudian mengajukan opsi pemecahan Sofifi. Namun, opsi ini telah memicu konflik pembangunan di Sofifi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan munculnya konflik ekspansi Sofifi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selain itu, data media online juga menjadi penunjang dalam penelitian ini yang diolah menggunakan NVivo 12 Plus. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan dalam konflik pemekaran Kota Sofifi oleh elit politik adalah faktor perebutan sumber daya terutama sumber daya ekonomi melalui mega proyek percepatan pembangunan Kota Sofifi. Sofifi. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa peran elite politik yang paling dominan dalam kasus konflik pemekaran Kota Sofifi adalah peran mengamankan kepentingan investor. Peran tersebut karena pengusutan pemekaran Kota Sofifi yang merupakan ibu kota Provinsi Maluku Utara berpeluang besar hadirnya proyek-proyek yang dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi investor dan elit politik.