REKRUTMEN BAKAL CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA OLEH PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DALAM PILKADA SURAKARTA TAHUN 2020

<p><span xss=removed><span xss=removed>Penelitian ini secara khusus mengkaji rekrutmen bakal calon kepala daerah yang dijalankan PDI Perjuangan guna menghadapi pilkada Surakarta tahun 2020. Rekrutmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi setiap partai politik, sebab dengan proses inilah partai politik menentukan figur-figur yang akan menduduki jabatan publik melalui mekanisme pemilihan umum. Dalam pelaksanaan rekrutmen politik masih saja terdapat persoalan yang dapat memengaruhi kualitas rekrutmen tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rekrutmen bakal calon walikota dan wakil walikota oleh PDI Perjuangan dalam pilkada Surakarta tahun 2020. Dalam rekrutmen ini kader lama yang merupakan wakil walikota petahana dan telah mendapatkan dukungan bulat dari internal PDI Perjuangan Surakarta justru tergeser oleh anggota partai yang baru beberapa bulan bergabung. Fenomena inilah yang mendukung peneliti untuk meninjau proses rekrtumen tersebut.</span></span></p>

<p><span xss=removed><span xss=removed>Pada penelitian ini penulis mengacu teori pengorganisasian partai politik dalam rekrutmen politik menurut Rahat dan Hazan. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dianasilis secara deskriptif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui metode wawancara dan dokumentasi. Adapun unit analisa data pada penelitian ini adalah DPC PDI Perjuangan Surakarta. Sementara itu, proses analisa data dilakukan dengan merujuk rekromendasi Miles dan Hubermen yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.</span></span></p>

<p><span xss=removed><span xss=removed>Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rekrutmen yang dijalankan PDI Perjuangan belum terlaksana sesuai dengan aturan partai yang berlaku. Gibran yang tidak dapat memenuhi persyaratan pendaftaran justru diloloskan hingga mendapat rekomendasi partai. Rekrutmen ini juga menunjukkan adanya dominasi elite partai. Seleksi kandidat dilakukan secara eksklusif oleh pimpinan partai. Selain itu, kandidat terpilih ditentukan oleh DPP partai sekalipun bertentangan dengan aspirasi kader di tingkat daerah. Dalam kasus ini penentuan kandidat lebih dipengaruhi oleh hubungan kedekatan antara elite partai di mana rekomendasi diberikan kepada Gibran, putra Presiden Joko Widodo yang juga kader PDI Perjuangan. Hal tersebut sekaligus menunjukkan adanya oligarki pada tubuh PDI Perjuangan.</span></span></p>