PERENCARAAN PEMBANGKIT LISTIK TENAGA SURYA PADA AREA PERSAWAHAN UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Indonesia terletak di sepanjang garis khatulistiwa, sehingga memiliki iklim tropis, dan sebagian besar penduduknya bergantung pada pekerjaan sebagai petani. Di Indonesia, terdapat dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Selama musim hujan, pasokan air berlimpah, namun pada musim panas terjadi kekeringan, terutama di daerah-daerah pertanian yang jauh dari sumber listrik PLN. Laporan ini bertujuan untuk mengoptimalkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) agar dapat digunakan untuk mengoperasikan pompa air dalam sistem irigasi pertanian, serta mengevaluasi biaya pembuatan PLTS sebagai alternatif pengganti mesin diesel. Dalam penyusunan penelitian ini, metode yang digunakan meliputi pengamatan langsung, wawancara, dan studi pustaka guna mendapatkan referensi dan informasi terkait penelitian, seperti data radiasi matahari dan suhu. Selanjutnya, dilakukan perhitungan untuk menentukan kapasitas modul PV berdasarkan kebutuhan Beban, serta mengestimasi harga setiap komponen yang diperlukan untuk pemasangan PLTS. Konsumsi harian listrik di area persawahan Desa Kedungmiri mencapai 2400 Wh dengan penggunaan selama 8 jam. Berdasarkan data tersebut, di dapat rancang sebuah sistem PLTS Off-grid yang menghasilkan total output sebesar 4.331,664 Wh. Output total yang dihasilkan sudah memadai dan mampu memenuhi kebutuhan beban yang ada. Selain itu, didapat pengembalian investasi (Payback Period) untuk proyek PLTS off grid yaitu 23,02 tahun menggunakan nilai dari hasil simulasi homer dengan total net present cost (NPC) sebesar Rp Rp. 49.140.237. Dapat disimpulkan bahwa sistem PLTS ini tidak layak secara ekonomi. Tetapi terlepas dari nilai investasi ekonomi, system tenaga listrik sangatlah di perlukan untuk semua kehidupan. Terutama untuk daerah yang sulit terjangkau oleh PLN maka PLTS sangat lah menguntungkan untuk menunjang kinerja suatu pekerjaan.