STUDI KASUS: PROSES KELUARGA DARI SUDUT PANDANG REMAJA PUTRI YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN ANAK (CHILD MARRIAGE) DI YOGYAKARTA

Latar belakang: Pernikahan anak di dunia mencapai 12 miliar kasus dan Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan kasus pernikahan anak tertinggi di dunia. Pernikahan anak yang telah dilakukan, secara langsung merenggut paksa hak-hak anak yang seharusnya dapat mereka rasakan pada masa remaja. Adanya tugas dan peran baru yang melampaui kapasitas anak berdasarkan usia, menuntut anak untuk belajar dan beradapatasi lebih cepat dari seharusnya. Ia dituntut untuk memahami bagaimana mengurus rumah tangga dan pasangan ketika teman-teman sebayanya sedang merencanakan pengembangan diri berdasarkan bakat dan minatnya. Anak dipaksa untuk melompat jauh pada tahap selanjutnya tanpa adanya persiapan. Dampaknya pernikahan anak cenderung tidak stabil dan berisiko mengalami permasalahan rumah tangga yang berujung pada perceraian bahkan terkadang disertai dengan kekerasan rumah tangga (KDRT). Tujuan penelitian: Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi proses keluarga pada pernikahan yang dilakukan remaja (Child Marriage). Metode: Kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Partisipan terdiri dari 7 orang remaja putri yang telah menikah, 7 orang tua, dan 1 key informant. Pengambilan data dengan wawancara dan mengumpulkan bukti dispensasi pernikahan anak dari pengadilan. Hasil: Temuan penelitian ini menyebutkan bahwa kehamilan menjadi penyebab pernikahan dan ditemukan 3 tema utama yaitu ketidaksiapan akan kehidupan pernikahan, ketidakefektifan performa peran, dan keterlibatan orang tua dalam kehidupan pernikahan Kesimpulan: Kasus yang ada dalam penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan secara umum. Pernikahan anak masih sangat erat kaitannya dengan norma yang ada di dalam masyarakat sehingga setiap wilayah memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap pernikahan anak. Penelitian ini menggambarkan pernikahan anak merupakan bentuk pertanggungjawaban dari kehamilan remaja.