UNJUK KERJA MESIN DIESEL BERBAHAN CAMPURAN BIODIESEL JATROPHA-JELANTAH

Cadangan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat diperbarui semakin menipis. Pengembangan energi terbarukan perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, diantaranya dengan pemanfaatan minyak nabati menjadi biodiesel. Pada penelitian ini digunakan bahan campuran biodiesel jatropha dan jelantah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kalor serta titik nyala pada campuran minyak jatropha � jelantah dan memperoleh pengaruh campuran minyak jatropha � jelantah terhadap unjuk kerja mesin diesel.Penelitian dimulai dengan melakukan pengujian sifat fisis bahan bakar meliputi viskositas, densitas, titik nyala (flash point), nilai kalor, dan unjuk kerja mesin diesel. Proses pertama pada penelitian ini adalah membuat biodiesel dari minyak jatropha dan minyak jelantah. Biodiesel dibuat melalui proses degumming, esterifikasi dan transesterifikasi. Kemudian dilakukan pencampuran biodiesel minyak jatropha dengan biodiesel minyak jelantah. Setiap variasi campuran biodiesel akan dibuat menjadi biodiesel B30.Penelitian menunjukkan bahwa bahan bakar B30 jatropha-jelantah dengan perbandingan 7:3 memiliki nilai densitas, viskositas dan titik nyala (flash point) yang paling baik sesuai dengan standar SNI 7182-2015. Hasil pengujian konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) menunjukkan bahwa biodiesel jatropha-jelantah dengan variasi bahan bakar B30 komposisi campuran 4:6 memiliki angka terendah yaitu 789,8643 g/watt.detik pada pembebanan 1000 watt. Semakin rendah konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) maka konsumsi bahan bakar yang digunakan akan semakin hemat, begitu juga sebaliknya semakin tinggi konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) maka konsumsi bahan bakar akan semakin boros.