PEMANFAATAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT GUNA MENDUKUNG PENERAPAN KEBIJAKAN RENEWABLE ENERGY UNTUK TERCAPAINYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat implementasi kebijakan energi bersih dan murah yang dilakukan pemerintah Indonesia, khususnya terkait pemanfaatan limbah kelapa sawit, dengan tujuan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Aspek perekonomian Indonesia dipengaruhi secara positif oleh kelapa sawit karena kontribusinya yang signifikan sebagai penghasil devisa utama. Fenomena ini dapat dikaitkan dengan banyaknya perkebunan kelapa sawit di Indonesia, yang menempatkan negara ini sebagai kontributor utama produksi minyak kelapa sawit di dunia. Pohon kelapa sawit mempunyai kemampuan untuk menghasilkan manfaat dari setiap aspek strukturnya; namun, besarnya sampah yang dihasilkan berkorelasi langsung dengan besarnya manfaat yang diperoleh. Produksi kelapa sawit menghasilkan dua jenis sampah yang berbeda: limbah padat dan limbah cair. Jika limbah padat dan cair dikelola secara efektif, keduanya akan memberikan hasil yang baik, dan limbah cair akan lebih memberikan manfaat. Limbah minyak sawit, juga disebut sebagai Limbah Pabrik Kelapa Sawit (POME), menunjukkan prospek yang menjanjikan untuk penerapannya dalam pembangunan fasilitas pembangkit listrik yang melayani masyarakat sekitar. Saat ini Indonesia memiliki cukup banyak Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa yang memanfaatkan Limbah Pabrik Kelapa Sawit (POME) sebagai sumber energi terbarukan untuk keperluan distribusi listrik. Penggabungan limbah kelapa sawit sejalan dengan tujuan keberlanjutan, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan sumber daya bumi dengan tetap memprioritaskan kesejahteraan dari tiga aspek mendasar: sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tujuan-tujuan tersebut di atas selaras dengan tujuan-tujuan yang dijabarkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang bertujuan untuk menjunjung tinggi kelestarian dan stabilitas sumber daya bumi yang ada saat ini. Pemanfaatan limbah cair kelapa sawit berfungsi untuk meningkatkan kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT) terhadap komposisi energi nasional secara keseluruhan, sekaligus mempercepat laju peningkatan tersebut.