PERUBAHAN SIFAT THERMAL DAN FISIS PADA PLASTIK PET DAUR ULANG

Meningkatnya produksi sampah di Indonesia sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk. Salah satu jenis sampah yang sering dijumpai di lingkungan adalah sampah botol plastik. Pada industri botol plastik banyak diproduksi adalah botol plastik polyethylene terephthalate (PET). Permasalahan dalam upaya mengurangi sampah botol plastik adalah dengan mendaur ulang sampah botol plastik menjadi bahan baku untuk pembuatan produk plastik kembali. Sehingga peneliti tertarik menggunakan bahan daur ulang PET dan kajian perubahan karakteristik di batasi pada sifat termal dan fisis. Sedangkan tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh daur ulang terhadap sifat thermal dan pengaruh daur ulang terhadap sifat fisis.Penelitian ini menggunakan 2 alat untuk pengambilan data melalui pengujian yang menggunakan sampel plastik PET yang telah didaur ulang. Dalam pengujian sifat fisis, menggunakan sampel sebanyak 100 gram plastik daur ualng diproses menggunakan alat uji Melt Flow Index (MFI) guna mengukur sifat fisisnya. Sementara itu, dalam pengujian termal, menggunakan sampel sebanyak 6,3 mg dianalisis dengan menggunakan alat uji Differential Scanning Calorimetry (DSC) untuk mengukur sifat termalnya.Berdasarkan hasil dari Differential Scanning calorimerty (DSC), daur ulang plastik PET, didapatkan nilai dari hasil pengujian daur ulang pertama menghasilkan temperatur puncak titik leleh 249,91°C, daur ulang kedua mengalami puncak titik leleh pada temperatur 251,54°C dan daur ulang ketiga mengalami puncak titik leleh pada temperatur 252,03°C. pengujian Melt Flow Index (MFI) daur ulang PET dapat didapatkan hasil pengujian sampel daur ulang pertama diperoleh nilai laju aliran leleh 44,74g/10menit, daur ulang kedua diperoleh nilai laju aliran leleh 51,12g/10menit dan daur ulang ketiga diperoleh nilai laju aliran leleh 88,20g/10menit. Hasil tersebut dapat di ketahui bahwa daur ulang plastik PET dapat mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru dan mengurangi dampak lingkungan. Namun, kualitas plastik daur ulang biasanya lebih rendah daripada plastik PET murni, sehingga penggunaan produk daur ulang dapat terbatas pada aplikasi yang kurang ketat dalam hal sifat fisik dan termal.