HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN LAJU ALIRAN SALIVA PADA PASIEN LANJUT USIA DI RSGM UMY

Latar belakang: Secara teoritis semakin tua umur maka metabolisme tubuh juga akan semakin menurun, begitu juga dengan proses metabolisme glukosa dalam tubuh sehingga muncullah permasalahan diabetes melitus (DM) pada lanjut usia (lansia). Diagnosis DM dapat ditegakkan dengan pengukuran kadar glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah 2 jam postprandial (GD2PP), dan glukosa darah sewaktu (GDS). Salah satu manifestasi oral DM adalah xerostomia/keluhan subjektif mulut kering, dimana xerostomia ini dapat terjadi salah satunya karena adanya penurunan laju aliran saliva. Penurunan laju aliran saliva dapat berakibat buruk pada pasien dengan meningkatkan risiko infeksi pada mulut, sehingga hal ini dapat mengakibatkan malnutrisi dan/atau penurunan berat badan, dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kadar glukosa darah penderita diabetes melitus dengan laju aliran saliva pada pasien lansia di RSGM UMY. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan kepada pasien lansia yang menderita diabetes melitus di RSGM UMY tahun 2017-2022 dengan jumlah sampel minimal 49 orang. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar GDP, pengumpulan saliva menggunakan metode passive drooling, serta pengukuran kadar GD2PP. Hasil: Terdapat hubungan yang sangat kuat antara GDP-GD2PP dengan laju aliran saliva dengan arah korelasi negatif. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar glukosa darah penderita diabetes melitus dengan laju aliran saliva pada pasien lanjut usia di RSGM UMY dimana semakin tinggi nilai glukosa darah maka akan semakin sedikit nilai laju aliran salivanya, begitupula sebaliknya.