Karina Aliya Nabila (2021) MODEL AMBANG HUJAN PEMICU TANAH LONGSOR BERBASIS DATA HUJAN GLOBAL PRECIPITATION MEASUREMENT (GPM). S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (2MB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (343kB)
Bab I.pdf
Download (840kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (27MB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (917kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (571kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (312kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (261kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (552kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (37MB)
Abstract
<p>Tanah longsor termasuk bencana yang sering terjadi di Indonesia terutama pada saat musim penghujan. Bencana ini banyak memakan korban jiwa dan kerusakan materi. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana tercatat sebanyak 702 kejadian longsor sepanjang tahun 2019 dan 572 kejadian tanah longsor sepanjang tahun 2020. Tanah longsor yang diakibatkan curah hujan dapat diprediksi menggunakan pemodelan empirik ambang hujan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun batas ambang hujan pemicu longsor di Indonesia. Pendekatan empirik yang digunakan adalah intensitas curah hujan dengan durasi (I-D) dan intensitas dengan curah hujan kumulatif 3 dan 5 hari (I-R). Data yang digunakan sebanyak 631 kejadian tanah longsor di Indonesia terhitung dari tahun 2010 hingga 2020. Data curah hujan yang digunakan berupa data satelit <em>Global Precipitation Measurement</em> (GPM) yang diambil melalui <em>National Aeronautics and Space Administration</em> (NASA) dengan rentang waktu 30 hari sesuai dengan waktu kejadian longsor. Hasil penelitian memperoleh persamaan empirik ambang hujan I-D untuk hujan anteseden I<sub>at</sub> = 2,7013D<sup>-0,299 </sup>dan untuk hujan kritis I<sub>cr</sub> = 4,5937D<sup>-0,181</sup> dengan rentang durasi 3 sampai 13 hari (hujan anteseden maupun kritis). Ambang hujan I-R menghasilkan persamaan empirik I<sub>r3 </sub>= 59,386 -0,242R<sub>3 </sub>untuk kumulatif 3 hari dan I<sub>r5 </sub>= 69,244 -0,219R<sub>5</sub> untuk hujan kumulatif 5 hari. Ambang hujan tersebut yang digunakan sebagai batas curah hujan pemicu longsor.</p>
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 17 Dec 2021 03:27 |
Last Modified: | 17 Dec 2021 03:27 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/4310 |