M. ALKAF (2023) PERLAWANAN INTELEKTUAL SUBALTERN TERHADAP ISLAMISME DI ACEH TAHUN 2005-2020. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (1MB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (449kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (16kB)
Bab I.pdf
Download (41kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (188kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (38kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (284kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (145kB)
Bab VI.pdf
Restricted to Registered users only
Download (229kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (382kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (161kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (457kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
Abstract
Penelitian ini membahas perlawanan kelompok intelektual subaltern terhadap Islamisme di Aceh, Indonesia. Penelitian ini bersifat kualitatif yang bersandar pada data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari studi lapangan untuk mengamati langsung dan dari pemetaan aspek-aspek penelitian. Data yang dibutuhkan terdiri dari data wujud, faktor, dan implikasi dari studi resistensi intelektual subaltern terhadap islamisme di Aceh itu. Berdasarkan data empiris dari wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dikumpulkan dari tahun 2017 hingga 2021, penelitian ini berargumen bahwa perlawanan tersebut dipicu oleh dua peristiwa penting: bencana dan perdamaian. Konteks makro tersebut yang memberikan stimulus lahirnya kelompok-kelompok intelektual yang melakukan resistensi terhadap Islamisme tersebut. Sejalan dengan itu ada tiga faktor mengapa muncul resistensi intelektual subaltern terhadap islamisme di Aceh. Pertama, semakin kuatnya struktur syariah sampai ke ruang domestik dan privat. Kedua, terbukanya ruang politik di Aceh pascaperdamaian serta rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana. Ketiga, adanya pertumbuhan kelompok-kelompok intelektual karena dukungan lembaga donor internasional. Dengan demikian, resistensi bukanlah satu proses yang tumbuh dengan sendirinya, melainkan berhubungan dengan perubahan makro dalam konteks sosial dan budaya di Aceh.. Untuk mempertahankan argument tersebut, penulis membahas tiga isu: Pertama, bentuk-bentuk perlawanan intelektual yang menghasilkan wacana syariah alternatif. Kedua, faktor-faktor yang melatarbelakangi perlawanan kelompok intelektual subaltern dalam menghadapi dominasi Islamisme. Ketiga, implikasi perlawanan terhadap pola keagamaan dan sosial masyarakat Aceh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemunculan kelompok intelektual menciptakan wacana alternatif dari dominasi negara, yang muncul dalam tiga bentuk: perlawanan intelektual, advokasi, dan kultural. Paling tidak resistensi intelektual subaltern terhadap islamisme di Aceh memperlihatkan makna penting. Pertama, pemilihan kaum intelektual yang dimasukkan dalam posisi subaltern juga didasarkan pada argumen teoritik bahwa kelompok kuat pada satu posisi, namun secara bersamaan tidak berdaya pada posisi yang lain. Hal itu yang terjadi pada kelompok intelektual di Aceh yang diwakili oleh individu, kelompok studi, dan kelompok sipil di hadapan hegemoni syariatisme di Aceh.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Islamism, subaltern intellectual, resistance, cultural movement, alternative discourse |
Divisions: | Program Doktor > Politik Islam S3 |
Depositing User: | Eko Kurnawan |
Date Deposited: | 29 Jan 2024 07:46 |
Last Modified: | 29 Jan 2024 07:46 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/43116 |