KINERJA PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMP NEGERI (Studi Multi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara)

Boby Kobandaha (2016) KINERJA PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMP NEGERI (Studi Multi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara). S2 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[thumbnail of Halaman Judul] Text (Halaman Judul)
COVER-OK.pdf

Download (66kB)
[thumbnail of Lembar Pengesahan] Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only

Download (723kB)
[thumbnail of Abstrak] Text (Abstrak)
ABSTRAK.pdf
Restricted to Registered users only

Download (101kB)
[thumbnail of BAB I] Text (BAB I)
BAB I.pdf

Download (129kB)
[thumbnail of BAB II] Text (BAB II)
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (507kB)
[thumbnail of BAB III] Text (BAB III)
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (183kB)
[thumbnail of BAB IV] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (478kB)
[thumbnail of BAB V] Text (BAB V)
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (228kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
PUSTAKA-OK.pdf
Restricted to Registered users only

Download (84kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami kinerja pengawas PAI, kompetensi profesional guru PAI dan faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan supervisi. Penelitian dilakukan dengan penelitian mixed methods. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif, statistik deskriptif. Analisis dengan deskriptif kuantitatif dan statistik deskriptif digunakan untuk melakukan analisis hasil isian angket, pengamatan dan wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Rata-rata kunjungan pengawas ke sekolah adalah 2 (dua) kali dalam satu semester. Pengawas ketika mengunjungi sekolah rata-rata tidak memberitahukan lebih dahulu jadwal kunjungannya ke guru. Dari 2 kali frekwensi kunjungan pengawas, pengawas memeriksa perangkat guru dan mengkomunikasikan apa yang harus dibaiki oleh guru menyangkut perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru. Pengawas jarang melakukan supervisi di dalam kelas dan bahkan pengawas tidak menyiapkan instrument supervisi. Komunikasi pengawas terhadap guru dapat dikatakan efektif karena pengawas memberikan masukan yang baik kepada guru. Pengawas tetap menyiapkan waktu untuk guru berkomunikasi tentang masalah-masalah guru dalam proses pembelajaran tetapi pengawas tidak membuat catatan rekaman keluhan guru. Menyangkut proses belajar mengajar, pengawas menyarankan untuk menggunakan pembelajaran PAIKEM berupa garis besar saja. Temuan saat supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas tidak dikomunikasikan terlebih dahulu dengan guru tapi langsung dilaporkan ke atasan langsung. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan tanpa bimbingan dari pengawas bagaimana menggunakan model pembelajaran dengan memanfaatkan penggunaan alat teknologi dan informasi, guru tetap menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi begitupun dalam pengembangan bahan ajar guru melakukan sendiri dengan berpedoman pada buku paket tanpa pembinaan yang efektif dari pengawas, bahkan pengawas sama sekali belum pernah melakukan pembinaan dalam pembuatan bahan ajar. Penggembangan karir guru khususnya kemampuan membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guru melakukan sendiri PTK tanpa ada pelatihan dan bimbingan terlebih dahulu dari pengawas bahkan pengawas tidak pernah sekalipun memberikan motivasi kepada guru untuk dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK); 2) Data rekapan data pengamatan pada penilaian kinerja guru terlihat bahwa 30.8% guru yang diamati berada pada kriteria 2 deskriptor yang tampak, 52.6% guru yang diamati berada pada kriteria 3 deskriptor tampak dan 16.6% guru yang diamati berada pada kriteria 4 deskriptor tampak, padahal rata-rata tiap item pengamatan memuat minimal 4 deskriptor. Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan guru hanya mampu memaksimalkan atau memunculkan 2 (dua) kriteria dari beberapa kriteria untuk setiap item pengamatan. Dengan demikian kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran PAI masih berada pada kategori cukup; 3) Faktor-faktor penghambat dalam supervisi dapat dilihat dari; a) aspek kurikulum; b) kebijakan sekolah; c) keterbatasan sarana, media dan sumber belajar; d) Pengalaman guru dalam mengikuti pelatihan.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: Kinerja, profesionalisme, supervisi
Divisions: Fakultas Pasca Sarjana > Ilmu Agama Islam S2
Depositing User: Aidilla Qurotianti
Date Deposited: 09 Jan 2024 01:48
Last Modified: 09 Jan 2024 01:48
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/43242

Actions (login required)

View Item
View Item