THE ROLE OF COMMUNICATION IN BUILDING GROUP COHESIVENESS (CASE STUDY OF PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE RANTING DLINGO, BANTUL REGENCY 2023)

Persaudaraan Setia Hati Terate Ranting Dlingo, Kabupaten Bantul merupakan organisasi pencak silat yang menjunjung tinggi rasa persaudaraan, memiliki tujuan untuk melahirkan pendekar yang mampu membela kebenaran dalam masyarakat dan organisasi. Kohesivitas antar anggota kelompok yang tinggi terbentuk dengan adanya peran komunikasi yang terbuka dan efektif dalam suatu kelompok. Kegiatan produktif anggota PSHT Ranting Dlingo diantaranya melakukan kegiatan bakti sosial dan kemanusiaan secara bersama untuk membangun kohesivitas kelompok. Persaudaraan erat kaitannya dengan kohesivitas kelompok dan saling membantu merupakan faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok. dalam membangun kohesivitas antar anggota kelompok, kelompok ini sering terlibat dalam berbagai kegiatan sosial untuk kepentingan kemanusiaan dan saling membantu sesama anggota PSHT yang membutuhkan bantuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan suatu fenomena secara detil dengan pendekatan studi kasus, pengumpulan data melalui metode wawancara mendalam dan dokumentasi. Uji validitas data dilakukan dengan metode triangulasi sumber, data dianalisis melalui tiga tahap; reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. PSHT Ranting Dlingo bertujuan melahirkan manusia yang mampu membela kebenaran. Komunikasi Kelompok dan komunikasi interpersonal berperan dalam membangun keeratan dari diskusi dan interaksi dalam forum, komunikasi interpersonal berperan dalam sikap suportif antar anggota. PSHT Ranting Dlingo memiliki anggota yang kohesif dilihat dari produktivitas kelompoknya. Lamanya waktu bersama dalam kelompok, penerimaan di masa awal, ukuran kelompok, ancaman eksternal, produktivitas kelompok merupakan faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok. Kohesivitas dibangun melalui hubungan interpersonal yang terjadi pada anggota kelompok. Akan tetapi, penelitian ini tidak efektif dalam menjawab faktor batasan interaksi antara anggota baru dengan anggota lama sehingga menurunkan tingkat kohesivitas kelompok.