KELAYAKAN USAHATANI NANAS MADU DI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG

Kelayakan Usahatani Nanas Madu di Desa Belik Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2023. Mukhamad Faizul Ijlall Ibnu Kholil (Skripsi dibimbing oleh Dr. Ir, Widodo, M.P.). Menjalankan usaha budidaya nanas madu perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti besarnya biaya produksi yang harus dikeluarkan petani dan lamanya waktu panen sebelum menerima pendapatan, hal tersebut menjadi pertimbangan dalam menjalankan usaha budidaya nanas madu. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah usahatani nanas madu di Desa Belik layak dan menguntungkan bagi petani, maka perlu dilakukan uji kelayakan mengenai usahatani nanas madu di Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Untuk mengetahui biaya dan pendapatan usahatani nanas madu di Desa Belik serta mengetahui kelayakan usahatani nanas madu di Desa Belik Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang ditentukan lokasi penelitian secara sengaja. Penelitian dilakukan di Desa Belik, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan Desa Belik sebagai salah satu daerah penghasil nanas terbesar di Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Analisis deskriptif merupakan pendekatan penelitian utama yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik penelitian yang disebut analisis deskriptif berfokus pada pencarian solusi permasalahan yang ada saat ini dengan lokasi penelitian di Desa Belik, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling sehingga diperoleh 40 petani sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Besarnya biaya eksplisit yang dikeluarkan petani sebesar Rp6.445.465. dan biaya implisit sebesar Rp 3.782.363. Usahatani nanas madu membutuhkan total biaya sebesar Rp. 10.227.829 di lahan seluas 2.491 m² dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 10.672.500. Dimana biaya terbesar yang dikeluarkan adalah biaya eksplisit yaitu biaya TKLK sebesar Rp. 5.926.000 dan biaya terbesar yang dikeluarkan adalah biaya implisit yaitu sewa tanah itu sendiri sebesar Rp. 2.491.250. Pendapatan sebesar Rp4.227.034 dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp444.670. 2) Berdasarkan kelayakan usahatani yang dilakukan melalui R/C Ratio, produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, usahatani nanas madu layak untuk diusahakan.