PENDIDIKAN KADER (STUDI DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA)

Penelitian ini berjudul "Pendidikan Kader (Studi di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moyudan Sleman Yogyalcarta)" yang bertujuan untuk mengetahui : (1) Apakah PCM Moyudan selama ini melakukan pendidikan kader secara terprogram dan sistematis. (2) Bagaimana PCM Moyudan dalam melakukan manajemen pendidikan kader sesuai dengan kebutuhan organisasi. (3) Jenis program dan model kaderisasi yang bagaimana yang dijalankan PCM Moyudan sesuai masyarakat Moyudan. (4) Bagaimana manfaat atau dampak yang dihasilkan oleh pendidikan kader selama ini bagi organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data berupa situasi yang wajar (natural setting). Oleh karena itu, subyek (sumber data) dalam penelitian ini adalah para pengurus PCM Moyudan yang secara langsung sebagai pemilik gagasan (ide maker), perencana program, pengatur program dan pelaksana bersama mitra kerja.Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan dan wawancara yang merupakan metode yang lazim digunakan oleh para etnograf. Pengamatan dan wawancara di buat dan dikembangkan sebagaimana yang dikemukakan oleh Spradley, (1980: 34), yang dimulai dengan pengamatan dan wawancara deskriptif, pengamatan terfokus, wawancara struktural dan pengamatan selektif serta wawancara secara kontras. Triangulasi data juga dilakukan dengan check-recheck cross check, konsultasi dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah, aktivis Nasyiatul `Aisyiyah, para warga partisipan program kaderisasi dan konsultasi dengan ahli yang mengamati Muhammadiyah dengan cara expert judgement. Untuk penyajian data digunakan uraian (teks naratif) dan tabel. Langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan dan atau verifikasi. Penelitian ini menghasilkan gambaran analisis berikut: Pertama, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moyudan melakukan pendidikan kaderisasi terencana yakni selama minimal sekali dalam setahun. Perencanaan tentang pengkaderan ini selalu ditinjau kembali dalam musyawarah tahunan. Kedua, PCM Moyudan melakukan manajemen pendidikan kader sesuai dengan kebutuhan organisasi. Cara yang ditempuh yaitu dengan mempelajari kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan para kader. Kebutuhan ini kemudian menetapkan tujuan pendidikan, perencanaan materi pendidikan, cara penyampaian, memilih instruktur dan kriteria evaluasi. Tahap penyelenggaraan pendidikan dibagi dalam kelas kecil. Evaluasi dilakukan oleh para peserta. Ketiga, Kaderisasi di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moyudan dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan pendidikan kader intensif yang dinamakan Baitul Arqam. Kedua kaderisasi dengan mengikutsertakan dalam acara/kepanitiaan kegiatan sesuai agenda organisasi Muhammadiyah. Keempat, pendidikan kader selama ini memberikan sumbangan kepada masyarakat. Nuansa demokrasi nampak dalam kehidupan sosial kader ini karena tidak menimbulkan terjadinya konflik dan bentrokan fisik antar warga, mulai dirasakan perubahan sikap kedewasaan para kader.