ANALISIS LINTAS PADA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF KEBAHAGIAAN(STUDI KASUS DI 5 KABUPATEN/KOTA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA)

D.I. Yogyakarta sebagai provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa tetapi memiliki Indeks Kebahagiaan yang tergolong tinggi, bahkan tertinggi se-Pulau Jawa dan di atas angka nasional. Kemiskinan adalah situasi yang serba terbatas yang terjadi bukan atas kehendak orang yang bersangkutan. Suatu penduduk dikatakan miskin bila ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas kerja, pendapatan, kesehatan dan gizi serta kesejahteraan hidupnya, yang menunjukkan lingkaran ketidakberdayaan. Sementara kebahagiaan adalah suatu hal yang tidak bisa diukur dengan faktor ekonomi saja, tetapi ada faktor seperti psikologi dan sosial yang ikut menentukan kebahagiaan hakiki bagi seseorang.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Upah Minimum Kabupaten/Kota, Tingkat Pengangguran terhadap kemiskinan dengan Indeks Pembangunan Manusia sebagai variabel moderasi dalam perspektif kebahagiaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik kabupaten/kota dan provinsi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur/lintas (path analysis) pada data panel dengan alat bantu statistik berupa Eviews 10. Sampel yang digunakan meliputi 5 Kabupaten/Kota Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2012 � 2021. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Indeks Pembangunan Manusia tidak dapat memoderisasi pengaruh tidak langsung antara Upah Minimum Kabupaten/Kota dan Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Kemiskinan. Namun, Indeks Pembangunan Manusia mampu memoderisasi pengaruh tidak langsung antara Produk Domestik Regional Bruto terhadap kemiskinan. Sementara dalam pengaruh langsung, Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan, tetapi Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Pengangguran Terbuka tidak berpengaruh. Sementara di sisi lain Indeks Kebahagiaan berbanding lurus dengan kemiskinan. Adanya fenomena tidak normal ini menandakan adanya Easterlin Paradoks di D.I. Yogyakarta. Falsafah atau prinsip � prinsip hidup orang Jogja diduga ikut berperan dalam menentukan kebahagiaan mereka.