TINJAUAN PUSTAKA SISTEMATIS : PELAYANAN KEFARMASIAN PADA PASIEN DEPRESI

Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang secara klinis berhubungan dengan kecacatan pada satu atau lebih fungsi kehidupan seseorang. World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 memperkirakan sebanyak 264 juta orang di seluruh dunia menderita depresi. Penderita gangguan depresi rentan untuk melakukan bunuh diri. Kejadian bunuh diri pada pasien depresi 30 kali lebih banyak daripada pasien non-depresi. Apoteker, sebagai bagian dari tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam menangani pasien depresi, salah satunya melalui pemberian pelayanan kefarmasian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi penerapan pelayanan kefarmasian pada pasien depresi berdasarkan penelitian yang terpublikasiMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan kajian terhadap literatur-literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian yaitu artikel dengan rentang waktu penerbitan 10 tahun (2013 - 2023), artikel berbahasa Inggris, artikel mengenai pharmaceutical care pasien depresi, artikel dengan desain penelitian RCT, dan artikel berjenis full text. Pedoman dalam pengambilan data menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta Analyses). Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juli hingga bulan Desember tahun 2023. Penelusuran artikel melalui beberapa database, diantaranya Cochrane, Scopus, EBSCO dan PubMed. Hasil penelusuran artikel pada database tersebut menghasilkan 4 artikel untuk dilakukan review.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan kefarmasian metode dader, Shared Decision Making (SDM), intervensi dari apoteker klinis, dan pelayanan kolaborasi antar tenaga kesehatan yang dipimpin oleh apoteker memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode pelayanan kefarmasian konvensional. Hal tersebut ditinjau dari aspek-aspek yang diteliti pada masing-masing keempat artikel inklusi, di antaranya kepatuhan terhadap pengobatan (medication adherence), kualitas hidup pasien (quality of life), kepuasan pasien terhadap pengobatan (patient satisfaction), dan tingkat keparahan depresi (severity of depression).