ANALISIS BIAYA PENGOBATAN STROKE RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BERDASARKAN TARIF INA-CBG'S TAHUN 2023

Prevalensi stroke di DIY menempati urutan kedua tertinggi di Indonesia dan pada pengobatannya pasien stroke memerlukan perawatan dan rehabilitasi jangka panjang. Dalam Permenkes Nomor 3 Tahun 2023 terdapat kenaikan tarif INA-CBG�s pada kasus stroke hemoragik rawat inap kelas 1, 2, dan 3, serta stroke iskemik kelas 1. Beberapa rumah sakit sering mengalami ketidaksesuaian antara tarif riil dan tarif INA-CBG�s. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata biaya riil pengobatan stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, mengetahui kesesuaian rata-rata biaya riil berdasarkan tarif INA-CBG�s tahun 2023, dan mengetahui perbedaan rata-rata biaya riil dengan tarif INA-CBG�s tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif menggunakan dokumen rekam medis dan data biaya pengobatan pasien stroke. Subjek penelitian adalah semua pasien stroke rawat inap yang pembiayaannya menggunakan BPJS Kesehatan dan memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi penelitian yang terdaftar pada tahun 2023 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Analisis rata-rata biaya riil dan analisis kesesuaian antara biaya riil dengan tarif INA-CBG�s tahun 2023 dilakukan dengan analisis deskriptif serta analisis perbedaan biaya riil dengan tarif INA-CBG�s tahun 2023 dilakukan analisis one sample t-test jika data terdistribusi normal dan dilakukan uji one sample wilcoxon jika data tidak terdistribusi normal.Berdasarkan data sejumlah 202 pasien didapatkan bahwa pada kode G-4-13-I biaya riil paling tinggi diperoleh dari pasien yang dirawat di kelas 1 yaitu sebesar Rp4.987.870 dengan perbedaan yang tidak signifikan, pada kode G-4-13-II biaya riil paling tinggi diperoleh dari pasien yang dirawat di kelas 1 yaitu sebesar Rp6.006.600, pada kode G-4-13-III biaya riil paling tinggi diperoleh dari pasien yang dirawat di kelas 3 yaitu sebesar Rp8.789.290, pada kode G-4-14-I biaya riil paling tinggi diperoleh dari pasien yang dirawat di kelas 2 yaitu sebesar Rp4.309.665 dengan perbedaan yang tidak signifikan, pada kode G-4-14-II biaya riil paling tinggi diperoleh dari pasien yang dirawat di kelas 1 yaitu sebesar Rp5.152.526 dengan perbedaan yang signifikan, pada kode G-4-14-III biaya riil paling tinggi diperoleh dari pasien yang dirawat di kelas 3 yaitu sebesar Rp7.742.723 dengan perbedaan yang tidak signifikan. Terdapat ketidaksesuaian antara biaya riil dengan tarif INA-CBG�s pada pasien dengan kode G-4-13-III kelas 3.