ANALISIS KEBUTUHAN KOLAM SEDIMENTASI DI AREAL TAMBANG BINUNGAN 2 WMP 35 PT. BERAU COAL, KALIMANTAN TIMUR

Kolam pengendapan merupakan bangunan pelengkap dari bangunan utama yang berfungsi untuk mencegah angkutan sedimen dasar dan layang terutama fraksi pasir agar tidak masuk ke jaringan pengairan. Pada areal tambang Binungan 2 blok 7 terdapat kasus sedimentasi. Hal ini dapat mengakibatkan kualitas air dan kuantitas air menurun. Untuk menanggulangi permasalahan ini dibutuhkan kolam pengendapan yang sesuai dengan masalah tersebut. Metodologi penelitian ini dimulai dari studi literatur yaitu mengkaji penelitian kolam pengendapan baik berupa buku, referensi laporan terdahulu dan sebagainya. kemudian dilanjut dengan pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisa data. Analisa hidrolika pada penelitian ini menggunakan simulasi satuan hidroraf dengan aplikasi HEC-RAS. Luas daerah tangkapan hujan pada WMP 35 BT yaitu sebesar 673,6 ha atau sekitar 6,736 km2. Data curah hujan yang digunakan dari tahun 1986-2021 dengan curah hujan harian maksimum sebesar 192 mm. Analisa frekuensi hujan menggunakan metode log pearson type III. Curah hujan dengan periode ulang selama 25 tahun di Binungan 2 Blok 7 WMP 35 BT yaitu sebesar 135,489 mm dengan intensitas hujan sebesar 14,291 mm/jam. Hasil perhitungan debit limpasan pada daerah tangkapan hujan pada areal tambang Binungan 2 Blok 7 WMP 35 BT yang akan masuk ke dalam kolam pengendapan yaitu sebesar 24,07 m3/detik dengan periode ulang selama 25 tahun. Dimensi kolam pengendapan untuk areal tambang Binungan 2 Blok 7 WMP 35 BT dari hasil perhitungan didapatkan volume kolam sebesar 673.677,7 m3 dengan tinggi tanggul 1,5 m. Dengan waktu pemeliharaan kolam setiap 14 hari.