STUDENT'S SELF-PERCEIVED ACCENT AND PERCEIVED IMPACT OF ENGLISH LEARNING ADVERSITY

Siswa EFL sering berpikir bahwa aksen adalah salah satu aspek terpenting dalam berbicara bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris dianggap berhasil bila siswa mampu berbicara bahasa Inggris dengan aksen Amerika atau Inggris. Penelitian saat ini bertujuan untuk menyelidiki pandangan siswa EFL tentang aksen yang mereka miliki ketika berbicara. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji permasalahan yang dihadapi siswa EFL ketika mereka berbicara bahasa Inggris dengan aksen daerahnya. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif dan dilakukan di salah satu universitas Islam swasta di Yogyakarta. Untuk pengumpulan data, peneliti mewawancarai enam partisipan. Peneliti menemukan bahwa siswa menganggap aksen mereka penting, aksen mereka belum ideal, dan mereka menganggap orang lain tidak mempermasalahkan aksen mereka. Selain itu, permasalahan yang dihadapi siswa EFL terkait aksen mereka saat berbicara bahasa Inggris; kurang percaya diri karena aksen daerahnya, kesulitan mengucapkan beberapa kata yang disebabkan oleh aksen siswa, dan kemungkinan orang lain tidak memahaminya. Dari temuan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa siswa EFL menganggap aksen itu penting, dan mereka memiliki standar tersendiri mengenai aksen yang menurut mereka ideal ketika berbicara bahasa Inggris. Penelitian ini berkontribusi untuk menambah referensi tentang persepsi siswa EFL terhadap aksen mereka sendiri dan masalah apa yang mereka hadapi ketika belajar bahasa Inggris jika mereka memiliki aksen daerah. Penelitian ini juga dapat digunakan oleh siswa, guru, dan peneliti lain untuk meningkatkan pemahaman tentang aksen daerah.