FAHMI AZWAR VAZZA (2024) HAK ASUH ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ AKIBAT PERCERAIAN (STUDI KASUS PERKARA SENGKETA HAK ASUH ANAK DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA TAHUN 2021). S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (3MB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (463kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (36kB)
Bab I.pdf
Download (130kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (224kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (58kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (368kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (46kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (113kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (441kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (878kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian tentang pertimbangan hakim terkait putusan hak asuh anak yang belum mumayyiz ketika jatuh ketangan ibu atau ayah akibat dari perceraian dengan mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yaitu suatu penelitian yang mengkaji berdasarksamn suatu asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan kasus yang Dimana penelitian ini mengambil 10 putusan Pengadilan Agama Yogyakarta tahun 2021 secara acak. Bahan-bahan penelitian yang digunakan ada penelitian ini adalah bahan hukum primer dan sekunder serta hasil penelitian dianalisis secara preskriptif dengan menggunakan metode deduktif yaitu data umum tentang konsepsi hukum baik pendaoat para ahli serta fakta-fakta hukum untuk mengkaji kemudian memberikan penilaian justifikasi tentang objek yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hakim tidak selalu tunduk atau berpedoman pada Pasal 105 huruf a KHI ketika belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun maka hak asuh anak jatuh ke ibu. Tetapi hakim menggunakan fakta-fakta persidangan dan mempertimbangan dengan cara paling sedikit mendatangkan mudharat bagi anak sehingga hakim dapat membuat putusan dengan mengedepankan prinisp kepentingan terbaik bagi anak, mendsarkan pada hasil kesepakatan para pihak dalam mediasi, dan ketidakhadiran salah satu pihak dalam persidangan.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Child Custody, Best Interests of the Child, Mumayyiz |
Divisions: | Fakultas Hukum > Hukum S1 |
Depositing User: | Aidilla Qurotianti |
Date Deposited: | 08 Jun 2024 02:51 |
Last Modified: | 08 Jun 2024 02:51 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/45987 |