LEVERAGING INDONESIA'S G20 PRESIDENCY FOR POST-PANDEMIC ECONOMIC RESURGENCE AND GLOBAL DIPLOMATIC LEADERSHIP

Penelitian ini menelusuri seluk-beluk kerja sama internasional melalui kacamata Kelompok Dua Puluh (G20), sebuah forum penting yang didirikan pada tahun 1999 yang mempertemukan negara-negara besar di dunia untuk secara kolaboratif mengatasi tantangan keuangan dan ekonomi global. Struktur unik G20, yang ditandai dengan tidak adanya sekretariat permanen dan sistem kepresidenan bergilir, menawarkan model kerja sama dan diplomasi internasional yang khas. Pada tahun 2022, Indonesia mengambil peran kepemimpinan yang penting ini, sehingga memberikan peluang yang belum pernah ada sebelumnya bagi negara ini untuk menunjukkan kemampuannya dalam tata kelola global dan diplomasi ekonomi. Inti dari penelitian ini terletak pada penerapan teori kerja sama internasional untuk menilai strategi dan pencapaian Indonesia selama menjadi presiden G20, khususnya dalam konteks pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Kerangka teoritis ini memberikan landasan untuk menganalisis secara kritis bagaimana Indonesia menavigasi kompleksitas pembangunan konsensus internasional, koordinasi kebijakan, dan kepemimpinan kolaboratif dalam tema �Pulihkan Bersama, Pulih Lebih Kuat.� Dengan menggunakan metodologi kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi manuver diplomasi Indonesia di G20, dan mengkaji bagaimana kepresidenan Indonesia memfasilitasi kebangkitan ekonomi dalam negeri dan kolaborasi ekonomi internasional. Studi ini mengacu pada sumber-sumber primer, data ekonomi, serta mengintegrasikan perspektif teoretis mengenai kerja sama internasional untuk menafsirkan temuan- temuan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi Indonesia pada presidensi G20 tahun 2022 dalam meningkat ekonomi setelah pandemic COVID-19. Tulisan ini menemukan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan kepresidenan G20 2022 sebagai strategi bagi Indonesia untuk memulihkan perekonomian pasca pandemi COVID-19.