PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN BIJIH NIKEL ANTARA INDONESIA DAN UNI EROPA OLEH WORLD TRADE ORGANIZATION

Neraca perdagangan Indonesia dan Uni Eropa dalam kurun beberapa tahun terakhir mununjukan hasil yang positif, namun hubungan perdagangan keduanya tetap mengalami pasang surut dengan berbagai tantangan seperti sengketa dan perbedaan perspektif dalam isu ekonomi. Salah satu contoh baru-baru ini, Indonesia di gugat oleh Uni Eropa ke WTO, imbas dari dikeluarkannya kebijakan mengenai pelarangan ekspor bijih nikel Indonesia melalui Permen ESDM 11/2019. Penelitian ini menjelaskan bagaimana proses penyelesaian sengketa perdagangan internasional antara Indonesia dan Uni Eropa oleh World Trade Organization (WTO) mengenai kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan menggunakan data sekunder berupa pengumpulan data kepustakaan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa WTO memproses sengketa perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa dengan nomor kasus DS592 (Bahan Mentah) dengan mekanisme DSU oleh DSB, yaitu melalui tahap Konsultasi pihak, Usaha-usaha damai, Panel, dan Banding. Saat ini Indonesia dinyatakan kalah dalam gugatan Uni Eropa dengan melanggar Pasal XI(1) GATT berdasarkan laporan akhir panel. Respon atas kekalahan tersebut Indonesia mengajukan banding ke badan banding WTO mengenai permasalahan hukum dan interprestasi hukum tertentut yang terdapat dalam laporan akhir panel.