ISNAINI FADILATUZAKIAH (2024) UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI (N-HEKSAN, ETIL ASETAT, ETANOL-AIR) DAUN KAPAS (GOSSYPIUM HIRSUTUM L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB KARIES GIGI STREPTOCOCCUS MUTANS ATCC 25175 SECARA IN VITRO. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (420kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (252kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (21kB)
Bab I.pdf
Download (135kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (215kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (249kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (206kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (34kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (196kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (203kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract
Gigi berlubang merupakan salah satu penyakit infeksi yang banyak diderita oleh orang Indonesia, umumnya gigi berlubang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Pada daun kapas (Gossypium hirsutum) mengandung senyawa-senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa fitokimia dalam daun kapas yang memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorik. Serbuk daun kapas diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan etanol 70%, untuk fraksinasi menggunakan metode fraksinasi cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol-air. Pada ekstrak, fraksi etil asetat dan fraksi etanol-air mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, dan tanin, sedangkan hasil fraksi n-heksan hanya mengandung steroid dan tanin. Kontrol positif yang digunakan adalah chlorhexidine gluconate 0,2 persen dan kontrol negatif yang digunkan adalah DMSO 10%. Hasil penelitian menunjukan baik dari ekstrak, fraksi etanol-air, dan fraksi etil asetat memiliki kadar hambat minimum (KHM) yang sama yaitu pada konsentrasi 12,4%, sedangkan pada fraksi n-heksan tidak memiliki daya hambat. Rata-rata diameter zona hambat tertinggi yang diperoleh adalah pada fraksi etil asetat dengan konsentrasi 37,2% menghasilkan rata-rata diameter zona hambat 15 mm. Hal ini menunjukan bahwa fraksi etil asetat mempunyai aktivitas yang lebih baik sebagai antibakteri dibanding dengan fraksi etanol dan ekstrak etanol.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Cotton leaves (Gossypium hirsutum), Antibacterial, fractionation, well diffusion, Streptococcus mutans |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Farmasi S1 |
Depositing User: | Eko Kurnawan |
Date Deposited: | 08 Jun 2024 02:10 |
Last Modified: | 08 Jun 2024 02:10 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/46242 |