ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Latar Belakang: Apotek merupakan tempat melakukan pelayanan kefarmasian bagi tenaga kefarmasian. Apotek memiliki fungsi pendidikan yakni sebagai tempat belajar bagi calon apoteker dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan ini harus dievaluasi guna menjaga konsistensi pelayanan yang diberikan kepada masayarkat serta meningkatkan kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepuasan terhadap pelayanan kefarmasian di apotek pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan indikator customer satisfaction index (CSI) dan persepsi pasien terhadap kinerja pelayanan kefarmasian di apotek pendidikan berdasarkan analisis importance performance analysis (IPA). Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Penelitian dilakukan di empat apotek pendidikan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan hasil sebanyak 400 responden dengan rincian 100 responden per apotek pendidikan. Sampel penelitian dianalisis menggunakan uji proporsi, indikator customer satisfaction index (CSI), dan analisis importance performance analysis (IPA) Hasil: Hasil Analisis tingkat kepuasan menggunakan customer satisfaction index (CSI) pada Apotek P1 diperoleh persentase sebesar 91,08%, Apotek P2 dengan persentase 92,02%, Apotek P3 dengan persentase 93,39%, dan Apotek P4 dengan persentase 88,35%. Berdasarkan persepsi konsumen terhadap kinerja pelayanan kefarmasian yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan (Kuadran A) menurut Analisis importance performance analysis (IPA) antara lain untuk Apotek P2 perlu ditingkatkan komunikasi yang baik antara petugas dan konsumen dan petugas memberikan perhatian terhadap keluhan konsumen, untuk Apotek P3 yaitu item pelayanan obat cepat, dan Apotek P4 item pelayanan obat cepat, petugas mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi konsumen, dan petugas mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik selama bekerja, sedangkan Apotek P1 tidak memiliki item yang berada di kuadran A sehingga tidak ada item yang diprioritaskan untuk meningkatkan pelayanan. Kesimpulan: Secara keseluruhan pengunjung apotek pendidikan sangat puas dengan pelayanan kefarmasian dengan indikator customer satisfaction index (CSI)