Pudarnya Sang Juara: Merosotnya Suara Partai Demokrat pada Pemilihan Legislatif 2014 dan 2019

Pemilu merupakan suatu arena pertarungan dalam negara demokratis yang diikuti oleh para aktor politik terutama partai politik. Apabila pemilu diibaratkan sebagai suatu ajang perlombaan maka akan muncul hasil akhir menang atau kalah. Melalui pemilu ini diharapkan dapat tercipta suatu mekanisme pergantian kekuasaan secara damai, salah satunya untuk memilih para wakil rakyat dalam pemilihan legislatif. Dinamika perolehan suara seakan menjadi agenda wajib yang dialami oleh partai politik. Partai Demokrat merupakan salah satu partai yang mengalami terpaan kuat akan dinamika perolehan suara. Dengan latar belakang partai yang merupakan partai juara selama dua kali berturu-turut yaitu 2004 dan 2009 sehingga seharusnya Partai Demokrat memiliki potensi besar untuk menang pada periode berikutnya. Namun faktanya pada pemilihan legislatif 2014 dan 2019 Demokrat justru mengalami penurunan perolehan suara yang sangat drastis yang seolah mengabaikan bagaiamana sejarah gemilangnya partai tersebut didua periode sebelumnya. Hal tersebut yang menjadi daya tarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan merosotnya suara Partai Demokrat pada pemilihan legislatif 2014 dan 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data menggunakan tenik studi dokumentasi dan juga teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang menyebabkan turunnya perolehan suara Demokrat di 2014 yakni karena faktor keterlibatan kader dalam kasus korupsi yang menyebabkan buruknya citra Partai Demokrat dan juga diikuti faktor perubahan faksi dominan. Sedangkan untuk faktor utama turunnya perolehan suara Demokrat di 2019 yakni dikarenakan faktor perubahan faksi dominan karena mesin partai kurang bekerja secara optimal akibat hilangnya kader-kader potensial dan kondisi Demokrat yang berdiri atas monopower sehingga kekuatan partai kurang dalam menarik hari masyarakat.