MEDIA AND HAMAS: HOW MEDIA FRAMING INFLUENCES THE DISCOURSE

Setelah beberapa aksi serangan yang dilakukan oleh organisasi ekstrimis Islam, masyarakat Barat, khususnya Amerika Serikat, mulai menganggap Islam sebagai agama yang melahirkan organisasi teroris. Banyak media juga mengecap organisasi yang berkaitan dengan agama Islam sebagai teroris, termasuk Hamas. Untuk menekankan hubungan rumit antara media, geopolitik, dan pembentukan opini publik, penlitian ini berupaya menganalisis potensi bias dan narasi yang kontras antara opini Barat dan Timur Tengah mengenai Hamas. Untuk mengkaji penggambaran Hamas sebagai "pahlawan", "teroris", "kejam", dan menunjukkan perlakuan "manusiawi" terhadap warga sipil dan sandera, penelitian ini menggunakan NVivo 12 Plus untuk menganalisis 150 berita, 75 di antaranya berasal dari media Timur Tengah (Al-Jazeera, Al-Arabiya, Asharq Al-Awsat) dan 75 dari sumber media Barat (BBC, CNN, The Guardian). Temuan ini menunjukkan bahwa media Barat biasanya mengadopsi narasi yang lebih serius dengan menekankan konflik dan kekerasan terkait Hamas. Namun, narasi dari media Timur Tengah menekankan perlawanan dan kepahlawanan terkait Hamas. Penelitian ini dapat membantu jurnalis dan organisasi media dalam mengenali potensi bias dan narasi yang berbeda dalam liputan mereka tentang Hamas dan subjek terkait.