BINTANG ANUGRAH PUTRA (2024) KEBIJAKAN LUAR NEGERI TURKI UNTUK MENJAGA NETRALITAS DALAM KONFLIK RUSIA UKRAINA PASCA PAKTA BLACK SEA GRAIN DEAL. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (498kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (274kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (11kB)
Bab I.pdf
Download (30kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (547kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (490kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (11kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (73kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (999kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract
Turki merupakan negara yang dikenal dengan politik luar negeri yang bersifat fluktuatif dan dua kaki,kebijakan tersebut diuji dengan munculnya konflik regional yang melibatkan negara tetangganya di kawasan Laut Hitam yaitu Rusia dan Ukraina.Konflik tersebut memaksa Turki untuk menjadi mediator karena dapat mengancam kepentingan nasionalnya. Salah satu kepentingan nasional Turki adalah untuk mengamankan pasokan gandum yang merupakan komoditas primer bagi Turki,berbagai pendekatan multidimensi pun dilakukan untuk meredakan konflik ini. Turki sebagai negara yang mempunyai kewenangan legal internasional di kawasan dengan Konvensi Montreux membuka sebuah koridor humanitarian di Laut Hitam untuk memastikan kepentingan nasionalnya tercapai sekaligus mengurangi tensi dari konflik Rusia-Ukraina. Oleh karena itu,penulis menggunakan rumusan masalah bagaimana strategi Turki dalam studi kasus Black Sea Grain Deal sebagai mediator konflik Rusia-Ukraina? Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk mengetahui strategi apa yang diterapkan Turki untuk mengamankan kepentingan nasionalnya dalam konflik Rusia-Ukraina. Dalam metode penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yang mana didapatkan melalui jurnal, buku, dokumen, laporan, berita, dan website pemerintah. Didapatkan beberapa hasil dari penelitian ini,yang pertama adalah selain dengan mengaktifkan konvensi Montreux,Turki melakukan shuttle diplomacy yang bertujuan untuk meredakan tensi antara kedua negara dengan efektif tanpa melibatkan pertemuan yang tendesius. Yang kedua, Turki tetap mengupayakan untuk menghidupkan Grain Deal setelah berakhirnya perjanjian tersebut berakhir setelah Rusia menarik diri. Ketiga adalah, Turki Turki bergerak sebagai mediator disebabkan oleh terancamnya kepentingan nasionalnya yang meliputi ketahanan pangan dan ekonomi.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mediator, Grain, Shuttle Diplomacy, Russia-Ukraine Conflict, Montreux Convention |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Hubungan Internasional S1 |
Depositing User: | Bima |
Date Deposited: | 30 Jul 2024 01:22 |
Last Modified: | 30 Jul 2024 01:22 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/46716 |